Friday 29 October 2021

BBQO (BELAJAR BACA AL-QURAN ONLINE)

 SMK Muhammadiyah 1 Jakarta is inviting you to a scheduled Zoom meeting.


Topic: BBQO (BELAJAR BACA AL-QURAN ONLINE)

Time: Oct 30, 2021 10:00 AM Bangkok


Join Zoom Meeting

https://zoom.us/j/94472479638?pwd=eG5hZGNkM0ZRVHc4N2VNemdQSzdKQT09


Meeting ID: 944 7247 9638

Passcode: r19A00

One tap mobile

+12532158782,,94472479638#,,,,*425969# US (Tacoma)

+13017158592,,94472479638#,,,,*425969# US (Washington DC)


Dial by your location

        +1 253 215 8782 US (Tacoma)

        +1 301 715 8592 US (Washington DC)

        +1 312 626 6799 US (Chicago)

        +1 346 248 7799 US (Houston)

        +1 669 900 6833 US (San Jose)

        +1 929 205 6099 US (New York)

Meeting ID: 944 7247 9638

Passcode: 425969

Find your local number: https://zoom.us/u/aefaNpMVM1


Sunday 17 October 2021

SEBAB-SEBAB SUBYEKTIF DAN OBYEKTIF BERDIRINYA MUHAMMADIYAH

C. Sebab-sebab Subyektif dan Obyektif Berdirinya Muhammadiyah

Setidaknya ada dua faktor yang melatarbelakangi berdirinya Muhammadiyah, yaitu faktor subyektif dan faktor obyektif. Kedua faktor ini merupakan hasil pengamatan dan pemetaan atas proses dan latar belakang berdirinya Muhammadiyah. Sebagaimana diketahui bahwa persyarikatan Muhammadiyah didirikan dengan maksud agar umat Islam mau mencontoh atau meneladani Nabi Muhammad SAW.

1) Faktor Subyektif

Faktor subyektif merupakan artikulasi dari penyebab lahirnya Muhammadiyah yang didasari oleh kegelisahan diri KH. Ahmad Dahlan. Dalam literatur Muhammadiyah, faktor subyektif ini bahkan telah disebut-sebut sebagai pendorong utama berdirinya Muhammadiyah. Hal ini disebabkan karena kegelisahan itu muncul tatkala KH. Ahmad Dahlan telah mendalami, menelaah, mengkaji dan membahas isi kandungan yang terdapat dalam Al-Quran. Sikap yang dilakukan oleh KH. Ahmad Dahlan tersebut merupakan bentuk dari pelaksanaan firman Allah yang terdapat dalam beberapa ayat berikut, yakni:

أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ ۚ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللَّهِ لَوَجَدُوا فِيهِ اخْتِلَافًا كَثِيرًا

Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? Kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya. {QS. An-Nisaa' (04): 82}

أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ أَمْ عَلَىٰ قُلُوبٍ أَقْفَالُهَا

Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran ataukah hati mereka terkunci? {QS. Muhammad (47): 24}

Kedua ayat di atas menjelaskan agar siapa saja, mau mencermati dan mentadabburi Al-Quran secara penuh dan teliti terhadap apa yang tersirat dalam setiap ayat. Sikapa yang demikian ini dilakukan KH. Ahmad Dahlan dalam mencermati, mengkaji, dan membahas isi kandungan QS. Ali-Imran ayat 104 yang berbunyi:

وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.

Berdasarkan pada pemahaman terhadap QS. Ali-Imran ayat 104 tersebut KH. Ahmad Dahlan tergerak hatinya untuk mendirikan perkumpulan, organisasi atau persyarikatan yang teratur dan rapi. Persyarikatan ini didirikan dalam rangka amar ma' ruf nahi munkar, mengembalikan umat Islam yang telah menyimpang ke jalan yang telah digariskan oleh Allah Swt dan Rasulullah Muhammad saw. Oleh sebab itu, maka faktor subyektif yang dimaksud adalah dorongan dari dalam diri K.H Ahmad Dahlan dalam mengimplementasikan isi kandungan Al-Quran ke dalam kehidupan nyata.

2) Faktor Obyektif

Terdapat beberapa faktor obyektif yang melatarbelakangi berdirinya Muhammadiyah. Faktor obyektif ini dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian, yaitu internal dan eksternal. Bagian internal yaitu kondisi yang telah terjadi pada umat Islam Indonesia itu sendiri. Sedangkan bagian eksternal meliputi kondisi yang terjadi di luar umat Islam di Indonesia. Persoalan internal yang dimaksud meliputi beberapa hal yakni:

Pertama, Al-Quran dan Sunnah nabi tidak dilaksanakan secara murni dan konsekuen. Akibatnya banyak muncul perbuatan bid'ah, khurafat dan tahayul ditengah-tengah masyarakat. 

Kedua, semakin merosotnya kondisi umat Islam baik dalam bidang ekonomi dan politik, yang disebabkan karena adanya sikap apatis terhadap masalah duniawi. 

Ketiga, tidak efisennya lembaga-lembaga pendidikan Islam (pesantren) sehingga lulusannya belum dapat mengemban misi selaku khalifah Allah di atas bumi. Keempat, tidak adanya jalinan ukhuwah Islamiyah yang kuat untuk membela kepentingan umat Islam.

Sementara, faktor eksternal yang dimaksud meliputi beberapa hal, yakni:

Pertama, adanya kolonialisme dan imperialisme Belanda yang mengakibatkan umat Islam dan bangsa Indonesia dalam kesengsaraan dan kemiskinan.

Kedua adanya gerakan Kristenisasi dari pemerintahan Belanda, dalam upaya memperkokoh cengkeramannya dalam menjajah negeri ini, dengan usaha menyamakan ideologi bangsa terutama pada masa C.G.A.W Van Idenburg (1909 -1916). 

Ketiga, sikap para cendekiawan Indonesia yang telah mendapatkan pendidikan Barat dan menganggap Islam tidak sesuai dengan kemajuan zaman. Keempat, adanya pengaruh dari gerakan reformasi dan modernisasi Islam yang dipelopori oleh Ibnu Taimiyah, Jamaluddin al-Afghani, Muhammad Abduh dan Rasyid Ridha.


Wednesday 6 October 2021