Saturday 4 April 2020

Apa Alternatif Pengobatan Hernia Selain Operasi?

Bismillah...
Sempat tanya-tanya tentang penyakit yang saya derita ini, mulai dari pengalaman teman yang sudah operasi sampai searching internet. Ketika saya mengenal aplikasi halodoc langsung saja saya download dan daftar. Ternyata kepenasaranan saya ini jelas penyakitnya apa setelah konsultasi halodoc yaitu turun berok atau hernia. Dan saya disarankan untuk segera periksa ke dokter.
Pergilah saya ke puskesmas minta rujukan ke RSUD Bekasi. Dokter di puskesmas pun memberikan surat rekomendasi. Setibanya di RSUD biasa antri. Di sela-sela antrian yang cukup lama, sempat bincang juga dengan penderita yang sama ternyata akan operasi yang kedua kali. Subhaanallaah... kok bisa? Katanya karena masih sering angkat beban setiap harinya  mengakibatkan turun kembali ususnya dan merasakan sakit yang membuatnya tidak bisa tidur. Maklum seorang pedagang sering angkat beban.
Jadi berpikir banyak juga sebelum saya diputuskan dokter untuk operasi juga.
Ternyata benar, dokter menyarankan demikian namun bisa diputuskan bersama keluarga di rumah. Kemudian keluarga di rumah juga menyerahkan sepenuhnya ke saya pribadi. Alhasil saya pergi ke alternatif ahli gizi untuk refleksi karena tak mau operasi. Setelah pijat refleksi (bukan di area intim atau benjolan melainkan telapak kaki) lalu saya disarankan untuk olahraga setiap hari dengan tidur telentang sembari kaki ditarik ke bagian kepala. Sampai saat ini sudah 2 tahun lamanya. Hasilnya? Belum ada perubahan, masih selalu turun. Namun alhamdulillah Alloh tidak jadikan penyakit ini sakit.
Sebenarnya apa itu turun berok?
Turun berok atau dalam istilah medis dikenal sebagai hernia adalah suatu penyakit saat organ dalam tubuh, misalnya usus menonjol keluar melalui celah otot atau jaringan penyangga di dalam tubuh yang melemah. Penjelasan sederhananya adalah usus melorot dari tempat yang seharusnya. Nah katanya, untuk mengembalikan usus ke tempatnya semula, metode pijat bisa dilakukan. Tapi, benarkah pijat aman untuk mengatasi turun berok? Simak penjelasannya di sini.

Turun berok atau hernia bisa terjadi pada siapa saja, baik bayi maupun orang dewasa. Kondisi ini biasanya ditandai dengan adanya benjolan pada bagian tubuh tertentu, seperti perut, pusar, bagian atas paha, dan selangkangan seperti yang saya alami saat ini. Benjolan pada turun berok ini ada yang bisa didorong masuk kembali ke dalam tubuh seperti yang saya rasakan, namun ada juga yang tidak.

Biasanya pengidap bisa merasakan benjolan ini pada saat berdiri, membungkuk, tertawa, batuk, atau mengejan saat buang air besar. Pada bayi yang mengalami turun berok, benjolan biasanya akan terlihat saat ia sedang menangis seperti keponakan saya dulu waktu bayi. Namun alhamdulillah tanpa operasi setelah usia 10 tahun menghilang.

Hernia membuat pengidapnya merasa tidak nyaman saat beraktivitas, karena benjolan tersebut muncul dengan disertai rasa sakit, khususnya saat melakukan aktivitas tertentu, seperti berjalan, membungkuk, berlari atau mengangkat beban. Itulah mengapa hernia sebaiknya segera diobati.

Tapi, sebelum mengetahui cara mengatasi turun berok. Ada baiknya kita mengetahui penyebab turun berok terlebih dahulu. Setelah saya konsultasi di halodoc turun berok bisa terjadi karena melemahnya otot atau bagian tubuh yang berfungsi untuk menyangga posisi organ di dalam tubuh. Kondisi tersebut bisa disebabkan oleh beberapa faktor berikut:

Kebiasaan mengangkat beban berat.

Sering mengejan, karena sembelit atau susah buang air kecil.

Pernah cedera atau menjalani pembedahan di daerah yang muncul hernia. Dulu waktu kecil saya mengalami jatuh 2 kali yang dianggap remeh. Pertama pantat langsung terbentur karena jatuh dari ketinggian 1 meter. Kedua selangkangan mengenai stang sepeda saat jumping ketinggian 1 meter.

Batuk yang lama. Ini yang saya alami dan dianggap biasa

Adanya penumpukan cairan di dalam rongga perut atau asites.

Kenaikan berat badan secara tiba-tiba. Hmm termasuk saya.

Adanya riwayat penyakit turun berok dalam keluarga. Ini sih tidak ada riwayatnya.


Bila kamu merasakan adanya benjolan yang dicurigai sebagai akibat hernia, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter. Untuk mendiagnosis hernia, dokter pertama-tama akan melakukan pemeriksaan fisik untuk menemukan benjolan akibat turun berok. Bila perlu, dokter juga bisa menyarankan untuk melakukan foto Rontgen atau CT scan.

Kemudian, untuk mengetahui jenis turun berok yang dialami, dokter akan melakukan pemeriksaan melalui prosedur endoskopi. Sedangkan pada bayi atau anak-anak, umumnya pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah dengan USG.

Turun Berok Tidak Boleh Diurut

Secara medis, tidak disarankan untuk melakukan pijat atau mengurut daerah perut yang mengalami turun berok, baik itu pada pengidap dewasa maupun anak-anak. Melakukan pijat pada area turun berok justru dapat menyebabkan beberapa kondisi yang merugikan, misalnya pecahnya usus atau perforasi usus, terjadi invaginasi, yaitu masuknya suatu bagian usus ke dalam bagian usus lain, dan lain-lain. Karena itu, hindari mengurut benjolan hernia.

Pengobatan hernia terakhir adalah dengan melakukan operasi, sehingga bagian usus yang turun dapat kembali ke tempat semula serta jaringan yang lemah bisa diperkuat kembali. Jadi, sebaiknya bicarakanlah secara langsung dengan dokter bedah untuk menentukan tindakan terbaik mengatasi hernia.

Sambil menunggu jadwal operasi, kamu bisa melakukan beberapa hal berikut untuk meringankan gejala turun berok:

Jangan mengejan terlalu kuat

Hindari mengangkat beban yang terlalu berat

Minum air putih yang cukup, minimal 2 liter per hari

Perbanyak konsumsi sayur dan buah

Hindari merokok.

Cukup sekian dulu informasi hernia dari saya semoga bermanfaat. Dan kita selalu dilindungi Alloh سبحانه وتعالى .
Bekasi, 04 April 2020

Thursday 23 January 2020

Pelatihan Penulisan Soal ISMUBA bagi Guru ISMUBA se-DKI Jakarta



Pelatihan Penulisan Soal ISMUBA bagi Guru ISMUBA se-DKI Jakarta
Polemik soal-soal ISMUBA di sekolah-sekolah Muhammadiyah Jakarta sudah lama terjadi. Di antaranya soal-soal terpusat yang dikirm dari PWM Jakarta tidak akur dengan materi yang didapatkan siswa di sekolah masing-masing. Sementara setiap sekolah harus memakai soal yang dibuat PWM. Berangsur pulih mulai tahun 2018 soal pun sedikit sinkron karena buku sudah mulai seragam dari PP Muhammadiyah. Pun pelatihan bagi guru-guru ISMUBA sudah mulai dilakukan. Kini diadakan pula pelatihan pembuatan soal ISMUBA se-DKI semoga semakin membuka jalan lebar untuk sinkronisasi dan integrasi soal-soal ISMUBA ini.

Wednesday 4 September 2019

Pesona Masjid Jogokariyan


Masjid Jogokariyan (bahasa Jawaꦩꦱ꧀ꦗꦶꦢ꧀​ꦗꦒꦏꦫꦶꦪꦤ꧀translit. Masjid Jagakariyan) adalah salah satu masjid bersejarah yang berada di Kampung Jogokariyan atau tepatnya di Jalan Jogokariyan, Mantrijeron, Yogyakarta. Lokasi masjid ini juga berdekatan dengan Pondok Pesantren Krapyak[1] yang sama-sama memiliki nilai sejarah panjang, terutama jika dikaitkan dengan keberadaan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Masjid Jogokariyan didirikan oleh Pengurus Muhammadiyah[2] Ranting Karangkajen sebagai media dakwah untuk memperkuat dan menginternalisasi nilai-nilai keislaman ke dalam diri penduduk di sekitar masjid. Benar saja, pada saat itu hampir seluruh penduduk Kampung Jogokaryan adalah kalangan “abangan” yang lebih mengutamakan kultur kejawen ketimbang kultur keislaman.

Alhamdulillah saya bisa sampai di masjid ini juga. Tepatnya Rabu, 04 September 2019 pukul 3.50 an. Setelah keluar stasiun Yogyakarta, tujuan pertama kami (Guru-guru ISMUBA DKI Jakarta) dalam safar ini (Study Historis Muhammadiyah) adalah masjid Jogokariyan. Pesonanya begitu menggoda. Padahal saat itu waktu menunjukkan pukul 04.00 namun masjid sudah mulai dipenuhi jamaah. 

Tepat pukul 04.23 adzan shubuh pun berkumandang indah. Jamaah penuh sampai lantai atas. Selepas shalat shubuh dengan alunan bacaan imam yang merdu, zikir kemudian ada kultum dari pengurus masjid.

Masjid Jogokariyan sungguh mempesona kami. Jamaahnya pun ramah-ramah. Ayo kita ke masjid. Makmurkan masjid2 kita. Jogokariyan sebagai motivasi.
Wallohu a'lam bish-shawab. Tamim Hamzah.

Friday 12 July 2019

Tantangan Guru Abad 21

Jendela dunia sudah terbuka di depan mata kita.
Sudah banyak manusia mengetahuinya.
Mereka berlomba-lomba membukanya, mencernanya.
Cepatnya perubahan akibat terbukanya pengetahuan yang mudah dicari.
Seorang guru bisa kalah dari muridnya. Jika guru stagnan.
Tak pernah membuka luasnya dunia dengan pesat dan canggihnya teknologi.
Inovasi dan strategi guru dalam mendidik anak-anaknya perlu ada perubahan.
Siswa dituntut kreatif, mandiri dan siap menghadapi masa depannya.
Artinya semakin besar tantangan guru di abad 21 ini. Teruslah belajar.
Jangan sampai kita tergilas zaman, karena merasa nyaman di zona aman.
Dengan adanya sistem zonasi di tahun ini, seharusnya menjadi cambuk buat guru agar semakin meningkatkan kembali kualitas ilmu dan metode pendidikan kita. Terutama pendidikan yang mengutamakan sikap dan spiritual.
Kedua hal ini juga yang menjadi tantangan guru di abad ini.
Wallohu a'lam bish-shawab.