Kesucian dan Kemuliaan Menikah

Kesederhanaan, ketulusan dan ketentraman hati manusia dilihat dari muamalahnya sehari-hari. Apalagi ibadahnya kepada Alloh subhanahu wata'ala. Muslim yang mulia adalah yang bertaqwa. Salah satu taqwanya lelaki muslim adalah langsung mempersunting pasangannya untuk menjadi halal. Tak usah menunggu lama kalau sudah saling kenal, menunggu apalagi? Dan muslimah yang mulia adalah yang mempermudah pasangannya dalam menentukan mahar dan walimah.

Bagaimana jika menuju pelaminan menjadi lama karena persyaratan mahar dan walimah yg tinggi dari seorang perempuan? Bisa lanjut dengan usaha seorang muslim yang gigih dan halal jika menurutnya mudah. Bisa juga putus mencari yang lebih mudah. Hadapi hidup tanpa beban dan selalu berpikiran positif. Serahkan semuanya kepada Allah. Karena dengan menikah akan menjadi tentram kedua insan di dunia:

{وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ} [الروم: 21]

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. [Ar-Ruum:21]

Dan ingat, muslimah itu akan terangkat derajatnya menjadi mulia dan suci bak bidadari jika seorang muslim shalih sudah menjadikannya halal lewat ijab qabul di hadapan wali. Kasih sayangpun akan terajut dalam ikatan pernikahan yang indah bahkan menjadi megah jika cintanya dilandasi atas cinta karena Allah. Maka kembalilah teliti ayat-ayat Allah:

{هُوَ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَجَعَلَ مِنْهَا زَوْجَهَا لِيَسْكُنَ إِلَيْهَا} [الأعراف: 189]

Dialah yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan dari padanya dia menciptakan isterinya, agar dia merasa senang kepadanya. [Al-A'raaf:189]

Dari Ibnu Abbas radhiyallahul 'anhuma; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallambersabda:

«لَمْ نَرَ لِلْمُتَحَابَّيْنِ مِثْلُ النِّكَاحِ» [سنن ابن ماجه: صحيح]

"Kami tidak melihat (cinta sejati) bagi dua orang yang saling mencintai seperti dalam pernikahan". [Sunan Ibnu Majah: Sahih]