Wednesday 1 September 2021

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KEMUHAMMADIYAHAN

Nilai-Nilai Pendidikan Kemuhammadiyahan

a. Mengamalkan Perilaku Sebagai Hamba Allah Swt

Tujuan penciptaan manusia adalah untuk menguji ketaatannya pada Allah Swt. Apabila dirinya taat, niscaya ia akan mendapatkan balasan kenikmatan di akhirat. Sebaliknya jika ia mendurhakai Allah ﷻ, niscaya la akan mendapatkan balasan siksa di akhirat. Allah Swt semata-mata menciptakan manusia untuk menegakkan tauhid, beribadah kepada-Nya dan meninggalkan segala bentuk ibadah kepada selain-Nya. Dengan demikian, tugas pokok manusia sebagai seorang hamba Allah Swt adalah beribadah kepada-Nya.

Sebagai hamba, manusia diciptakan Allah Swt dengan kelengkapan psikologis yang sempurna. Akal, hati, dan hawa nafsu yang kesemuanya memadai bagi manusia untuk menjadi makhluk terhormat dan mulia. Akan tetapi kelengkapan psikologis manusia ini sangat potensial menjerumuskannya hingga posisi yang jauh lebih rendah dari binatang. Maka dari itu, kelengkapan psikologis ini perlu dijaga dan dikendalikan dengan baik. Kelengkapan psikologis yang dimiliki manusia harus digunakan untuk beribadah sebagaimana kewajibannya sebagai seorang hamba Allah Swt.

Pelajar Muhammadiyah tidak boleh meninggalkan kewajiban sebagai seorang hamba Allah Swt. Berbagai amal ibadah yang dilakukan pelajar Muhammadiyah harus didasarkan untuk mencari ridha Allah Swt semata. Segala kenikmatan yang dimiliki harus senantiasa disyukuri dan diyakini sebagai pemberian dari Allah Swt. Karena itu pelajari Hammadiyah harus menjadikan Al-Quran dan Sunnah sebagai pedoman hidupnya, berusaha meneladani kehidupan Rasulullah saw, serta berkawan dengan orang-orang yang berjuang di jalan Allah Swt.

b. Mengamalkan Perilaku Sebagai Khalifah Fil Ardhi

Agama Islam telah mengajarkan bahwa selain sebagai seorang hamba, predikat manusia juga sebagai khalifah di muka bumi. Sebagai hamba Allah, manusia adalah kecil dan tidak memiliki kekuasaan apapun. Oleh karena itu tugasnya adalah menyembah dan pasrah kepada Allah Swt, Tetapi sebagai khalifah, manusia diberi fungsi yang sangat besar, yakni sebagai wakil-Nya di bumi yang memiliki tanggung jawab dan otoritas yang besar. Manusia diberi tanggung jawab untuk mengelola alam semesta demi kesejahteraan umat manusia. Hal ini tidak lain karena Allah Swt memang menciptakan alam semesta untuk manusia.

Pada dasarnya, akhlak yang diajarkan Al-Quran terhadap lingkungan bersumber dari fungsi manusia sebagai khalifah. Kekhalifahan menuntut adanya interaksi antara manusia dengan sesamanya dan juga antara manusia dengan alam. Kekhalifahan mengandung arti pengayoman, pemeliharaan serta pembimbingan agar setiap makhluk mencapai tujuan penciptaannya. Hal ini seharusnya mengantarkan manusia pada kesadaran bahwa apapun yang berada dalam genggamannya adalah sebuah amanah yang harus dipertanggungjawabkan. Manusia dituntut agar tidak lupa diri atau angkuh terhadap sumber daya yang dimilikinya. Sebagai khalifah, manusia harus berfikir dan bertindak untuk kemaslahatan semua pihak.

Berdasarkan uraian tersebut, maka pelajar Muhammadiyah sudah semestinya menjaga lingkungan sekitar. Berbagai binatang, dan tumbuhan merupakan makhluk Allah Swt yang memiliki hak hidup, sehingga keberadaannya harus dirawat dengan baik. Selain itu pelajar Muhammadiyah harus berusaha untuk menaati tata tertib yang berlaku di sekolah/madrasah Muhammadiyah.


C. Mengamalkan Dakwah Amar Ma'ruf Nahi Munkar

Pelajar Muhammadiyah wajib melakukan dakwah amar ma' ruf nahi munkar sesuai dengan kemampuan dan waktu yang dimilikinya. Banyak cara yang bisa dilakukan oleh seorang pelajar untuk terlibat langsung dalam kegiatan dakwah amar ma ruf nahi munkar, baik di sekolah/madrasah ataupun di lingkungan rumah masing-masing.

Di sekolah/madrasah, pelajar Muhammadiyah dapat ikut bergabung dan aktif dalam Ikatan Pelajar Muhammadiyah Ranting, khususnya di bagian pembinaan agama/dakwah di kalangan pelajar. Dengan aktif dalam organisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah, maka pelajar Muhammadiyah dapat melakukan amar ma'ruf nahi munkar dengan memotisi teman-temannya untuk melaksanakan kewajiban agama sebagai seorang muslim.

Untuk berdakwah di lingkungan masyarakat, khususnya di sekitar rumahpun banyak cara, misalnya, pelajar Muhammadiyah dapat membantu atau menyelenggarakan pengajian bagi anak-anak di masjid atau mushalla. Aktifitas ini bisa menjadi salah satu wujud kepedulian pelajar Muhammadiyah terhadap pendidikan agama bagi anak-anak sehingga ilmu yang dimilikinya menjadi bermanfaat. Selain itu, pelajar Muhammadiyah juga dapat ikut serta membantu penyelenggaraan Pengajian Hari Besar lslam atau ikut membantu pelaksanaan musyawarah Ranting Muhammadiyah


d. Menghindari Tindak Kekerasan dan Mengutamakan Perdamaian

Banyak pelajar yang mengalami persoalan tetapi tidak berani menceritakannya kepada orangtua, ataupun saudaranya. Mereka justru lebih nyaman menceritakan persoalannya dengan teman-teman sebayanya. Akan tetapi ketika teman sebayanya belum mampu memahami dan menyikapi persoalan tersebut dengan baik maka, terkadang justru akan timbul masalah baru yang lebih rumit, yakni munculnya rasa simpati dan solidaritas untuk membantu membalaskan rasa sakit hati yang dirasakan oleh temannya itu. Tidak jarang rasa simpati dan solidaritas itu berujung pada tindakan negatif yang mengakibatkan kerugian, seperti tawuran.

Tawuran merupakan persoalan pelik yang harus dicari solusinya. Secara umum, banyak pelajar yang tidak taat pada aturan dan hukum, sehingga hal ini mengakibatkan semakin terbuka lebarnya tindak kekerasan seperti tawuran, yang selanjutnya menyebabkan moralitas yang semakin terkikis.

Dalam sudut pandang sosiologis, tawuran termasuk perilaku agresivitas kelompok, sebab pelakunya menganggap tawuran sebagai sesuatu yang normatif dan dianggap sebagai kebenaran kelompok.

Tawuran adalah perilaku menyimpang. Maka harus ditanamkan di dalam hati sanubari bahwa perilaku kekerasan bukan cerminan budaya Indonesia. Selanjutnya salah satu penyelesaian utama dalam penanggulangan tawuran adalah meminimalisir tindak kekerasan pada pelajar. Tindak kekerasan selama masa perkenalan juga harus diperhatikan sehingga, lebih mengedepankan kesantunan, keakraban dan jauh dari kekerasan.

Daripada tawuran, pelajar Muhammadiyah yang memang memiliki kemampuan beladiri bisa menyalurkan bakatnya melalui Tapak Suci Putera Muhammadiyah. Tapak Suci Putera

Muhammadiyah merupakan wadah yang tepat, sebab disana pelajar Muhammadiyah akan diberikan bekal fisik dan mental yang kuat sehingga tubuh menjadi terampil dan gesit. Selain itu Tapak Suci Putera Muhammadiyah juga mendidik pelajar untuk mempertahankan ajaran Islam. Sembari belajar mengenal jurus-jurus dalam Tapak Suci Putera Muhammadiyah, para pelajar Muhammadiyah dididik tentang penguatan akidah, akhlak, ketahanan mental dan kepemimpinan.

Banyak orang mendambakan kedamaian dan jauh dari tindak kekerasan. Kehidupan semacam ini hanya akan terwujud apabila orang-orang didalamnya memiliki kesadaran tentang manfaat hidup damai. Cinta damai itu menyenangkan, dan menyejukkan diri sendiri dan orang lain, menarik simpati dan mendatangkan banyak teman. Karena itulah setiap pelajar Muhammadiyah wajib mengutamakan perdamaian dan menghindari tindak kekerasan seperti tawuran, pemalakan dan sejenisnya, yang justru akan merugikan diri sendiri dan orang lain.


e. Mengamalkan Disiplin Belajar dan Gemar Menuntut Ilmu

Kedisiplinan tidak hanya berlaku di sekolah/madrasah saja, tetapi juga di rumah atau dalam kehidupan sehari-hari.Misalnya saja dalam hal belajar, agama Islam telah mewajibkan umatnya untuk menuntut ilmu. Kewajiban menuntut ilmu ini harus ditunjang dengan semangat disiplin yang tinggi dan juga gemar belajar, baik di dalam maupun di luar sekolah/madrasah.

Pelajar yang baik pasti mengetahui tentang hak dan kewajibannya di sekolah/madrasah. Hal ini seharusnya akan mendorongnya untuk selalu disiplin dalam belajar, karena itu adalah kewajiban dirinya sebagai seorang pelajar. Kegemaran seorang pelajar dalam menuntut ilmu akan mengantarkannya kepada prestasi. Salah satu prestasi pelajar yang patut diunggulkan adalah keteguhan untuk menjauhkan diri dari perbuatan negatif, seperti mencontek. Ia memahami bahwa sebagai makhluk yang sempurna, dirinya telah diberi akal yang harus digunakan untuk kebaikan. Pelajar yang baik pasti menyadari bahwasanya perbuatan negatif tersebut akan mendzalimi dirinya sendiri dan banyak orang. Maka pelajar Muhammadiyah wajib memiliki budaya positif yang harus dikembangkan. Budaya positif tersebut salah satunya adalah disiplin belajar dan gemar menuntut ilmu kepada siapa pun di mana pun.

Referensi:

Wahyudi, dkk. Pendidikan Kemuhammadiyahan SMA/SMK/MA Muhammadiyah kelas 10,  Yogyakarta: Gramasurya, 2017.




No comments:

Post a Comment