Wednesday 11 August 2021

KARAKTERISTIK PERGURUAN MUHAMMADIYAH


Dalam usaha mendirikan sekolah/madrasah Muhammadiyah, K.H Ahmad Dahlan memanggil orang-orang kaya di Yogyakarta, yang bersimpati dengan usaha-usaha yang dilakukannya dengan maksud untuk meminjam uang. Para sahabat mengira bahwa pinjaman uang itu akan dipergunakan keluarga K.H. Ahmad Dahlan pribadi. Memang mulanya K.H. Ahmad Dahlan tidak memberitahukan untuk apa uang pinjaman dari para sahabat. Namun setelah gedung itu selesai dengan tiga ruang kelas, barulah beliau mengundang para sahabatnya untuk melakukan tasyakuran.

Pada acara itu K.H. Ahmad Dahlan bercerita, kalau gedung sekolah/madrasah tersebut berasal dari hutang beliau terhadap sahabat-sahabatnya yang hadir pada waktu itu. Sementara tanah yang dipakai untuk gedung sekolah/madrasah merupakan wakaf dari keluarga K.H. Ahmad Dahlan. Setelah bercerita panjang lebar tentang pembangunan sekolah/madrasah itu, para sahabat yang meminjami uang menyatakan ikhlas menginfakkan uangnya untuk pembangunan sekolah/madrasah Muhammadiyah.

Tujuan Pembelajaran:

Melalui penelusuran literatur dan pengamatan tata tertib secara berkelompok, peserta didik diharapkan dapat mengurai karakteristik perguruan Muhammadiyah

PAPARAN MATERI

A. Sejarah Perguruan Muhammadiyah

Kecenderungan umum yang selalu dijadikan dasar pijak dalam melihat latar belakang Muhammadiyah berdiri adalah dualisme yang terjadi pada awal abad ke-20. Di satu sisi pendidikan Islam yang diwakili pesantren tradisional hanya mengajarkan ilmu agama. Sedangkan di sisi lain, sekolah-sekolah Belanda hanya mengajarkan ilmu umum.

Penilaian ini memang benar, tetapi tidak dapat sepenuhnya dibenarkan, sebab pernyataan tersebut mengandung unsur penyederhanaan atas fakta sejarah yang terjadi. Sesungguhnya ada banyak faktor yang mendorong KH. Ahmad Dahlan dalam mendirikan pendidikan Muhammadiyah yakni sebagai salah satu bentuk perlawanan terselubung terhadap kolonialisme Belanda media pembebasan masyarakat dari jerat kemiskinan, kebodohan, ketidak adilan, sistem kasta dan pelaksanaan ajaran agama yang kurang autentik.

Kenyataan tersebut mendorong KH. Ahmad Dahlan melakukan pembaruan sistem pendidikan Islam, sehingga dapat mengimbang kemajuan sekolah-sekolah Belanda, Karena itulah beliau merintis dan mendirikan sebuah lembaga pendidikan modern. Sistem yang dikembangkan dalam lembaga ini merupakan hasil adaptasi KH. Ahmad Dahlan dari dua lembaga pendidikan yang sedang berkembang saat itu, yaitu pesantren tradisional dan sekolah Belanda. la mengadaptasi spirit kelslaman yang dikembangkan di pesantrren dan diperbarukan. Sedangkan dalam segi metode pengajaran dan kurikulumnya, ia mengadaptasi sistem yang diterapkan di sekolah Belanda.




No comments:

Post a Comment