Wednesday, 4 December 2024

Karakteristik Islam Berkemajuan

 

Karakteristik Islam Berkemajuan

Dalam menjalankan misi untuk mencapai cita-cita kejayaan Islam yang membawa kemaslahatan umat manusia, Muhammadiyah merumuskan beberapa ciri Islam Berkemajuan (al-Islam al-Taqaddumi). Karena Islam adalah agama yang menjadi kekuatan pendorong bagi kemajuan manusia, Muhammadiyah mengembangkan cara pandang yang berkemajuan atas Islam yang dirumuskan dalam Karakteristik Lima (al-Khasha’ishu al-Khamsu), yakni:

a.       Berlandaskan pada Tauhid (al-Mabni ‘ala al-Tauhid). Tauhid adalah inti dari risalah yang dibawaoleh nabi-nabi dan titik sentral kehidupan umat, yang tidak hanya terdapat dalam keyakinan saja, melainkan juga dalam perbuatan nyata. Tauhid sesungguhnya merupakan keyakinan bahwa Allah adalah Tuhan yang Esa, yang menciptakan dan memelihara alam semesta, dan bahwa hanya Allah yang patut disembah. Tauhid yang murni memiliki makna pembebasanmanusia dari paham kemusyrikan, percampuran dan kenisbian agama. Tauhid juga merupakan keyakinan bahwa semua manusia pada hakikatnya adalah satu makhluk yang mulia, dan karena itu harus dimuliakan dan dicerahkan. Tauhid yang murni memiliki makna pembebasan manusia dari belenggu ketidakadilan dan penghisapan antarmanusia. Bertauhid berarti berjuang untuk menyemaikan benih- benih kebenaran dan kebaikan, seperti perdamaian, keadilan, kemaslahatan, dan kesejahteraan. Selain itu, tauhid akan membawa kepada sikap kritis saat melihat ketimpangan, ketidakwajaran dan ketidakadilan dalam masyarakat, sebuah perwujudan dari kemurnian akidah. Tauhid yang murni menghadirkan ketulusan, dan membuang jauh-jauh kesombongan dan penggunaan segala cara untuk mengejar kekuasaan dan kekayaan yang hanya berjangka pendek dalam topeng kesalehan.

b.      Bersumber pada al-Qur’an dan al-Sunnah (al-Ruju’ ila al-Qur’an wa al-Sunnah). Al-Qur’an adalah sumber utama untuk memahami dan mengamalkan Islam. Al-Qur’an menjadi sumber keyakinan, pengetahuan, hukum, norma, moral dan inspirasisepanjang zaman. Sunnah Rasul adalah sumber kedua setelah al-Qur’an, yang menggambarkan diri Nabi Muhammad SAW sebagai teladan yang harus dicontoh. Kehidupan Nabi Muhammad SAW merupakan contoh jelas dari isi al-Qur’an dalam kehidupan nyata. Dalam memahami dua sumber tersebut, diperlukan pemahaman terhadap teks- teks, pemikiran yang maju, dan ilmu pengetahuan yang luas. Semakin tinggi akal dan luas ilmu pengetahuan yang digunakan, akan semakin kaya makna yang dapat diambil dari dua sumber tersebut. Islam yang bersumber padaal- Qur’an dan al-Sunnah merupakan agama yang mengajarkan kebenaran (al-haqq) dan juga kebajikan (al-birr) sehingga setiap persoalan perlu dilihat dari sudut benar atau salah, danjuga dari sisi baik atau buruk.

c.       Menghidupkan Ijtihad dan Tajdid (Ihya’ al- Ijtihad wa al-Tajdid). Ijtihad (mengerahkan pikiran) merupakan upaya yang sungguh-sungguh untuk memahami atau memaknai alQur’an dan al-Sunnah. Ijtihad dihidupkan melalui pemanfaatan akal dan ilmu pengetahuan yang dilakukan secara terusmenerus agar melahirkan pemahaman yang sesuai dengan tujuan agama dan dengan problem-problem yang dihadapi oleh umat manusia. Ijtihad tidak berhenti pada tataran pemikiran bagaimana memahami agama tetapi juga berlanjut pada bagaimana mewujudkan ajaran agama dalam semua lapangan kehidupan, baik individu, masyarakat, umat, bangsa maupun kemanusiaan universal. Ijtihad merupakan bagian yang sangat penting dalam pelaksanaan tajdid, yang bermakna pembaharuan baik dalam bentuk pemurnian maupun dinamisasi dalam pemahaman dan pengamalan agama. Pemurnian diterapkan pada bidang akidah dan ibadah, sementara dinamisasi (dalam makna peningkatan, pengembangan, modernisasi dan yang semakna dengannya) diterapkan pada bidang akhlak dan muamalah dunyawiyah. Tajdid diperlukan karena pemahaman agama selalu menghadapi tantangan zaman dan situasi masyarakat yang terus berubah. Tajdid adalah upaya dalam mewujudkan cita-cita kemajuan dalam semua segi kehidupan, seperti pemikiran, politik,ekonomi,sosial, pendidikan dankebudayaan.

d.      Mengembangkan Wasathiyah (Tanmiyat al-Wasathiyah). Al-Qur’an menyatakan bahwa umat Islam adalah ummatan wasathan (umat tengahan), yang mengandung makna unggul dan tegak. Islam itu sendiri sesungguhnya adalah agama wasathiyah (tengahan), yang menolak ekstremisme dalam beragama baik dalam bentuk sikap berlebihan (ghuluww) maupun sikap pengabaian (tafrith). Wasathiyah juga bermakna posisi tengah di antara dua kutub, yakni ultra-konservatisme dan ultra- liberalisme dalam beragama. Selaras dengan itu, wasathiyah menuntut sikap seimbang (tawazun) antara kehidupan individu dan masyarakat, lahir dan batin, serta duniawi dan ukhrawi. Wasathiyah tidak mengarah pada toleransi terhadap sekularisme politik dan permisivisme moral. Karena Islam adalah agama wasathiyah, maka ia harus menjadi ciri yang menonjol dalam berpikir dan bersikap umat Islam. Wasathiyah diwujudkan dalam sikap sosial (1) tegas dalam pendirian, luas dalam wawasan, dan luwes dalam sikap; (2) menghargai perbedaan pandangan atau pendapat; (3) menolak pengkafiran terhadap sesama muslim; (4) memajukan dan menggembirakan masyarakat; (5) memahami realitas dan prioritas; (6) menghindari fanatisme berlebihan terhadap kelompok atau paham keagamaan tertentu; dan (7) memudahkan pelaksanaan ajaran agama.

e.      Mewujudkan Rahmat bagi Seluruh Alam (Tahqiq al-Rahmah li al-‘Alamin). Islam adalah rahmat bagi semesta alam. Karena itu, setiap muslim berkewajiban untuk mewujudkan kerahmatan itu dalam kehidupan nyata. Di tengah-tengah maraknya pertentangan dan permusuhan di dunia ini, Islam harus dihadirkan sebagai pendorong bagi terciptanya perdamaian dan kerukunan, dan di tengah-tengah situasi ketidakadilan, maka ia harus ditampilkan sebagai agama yang mewujudkan keadilan dan menghilangkan kezaliman. Islam harus dihadirkan sebagai kekuatan yang membawa kesejahteraan, pencerahan, dan kemajuan universal. Misi kerahmatan itu bukan saja penting bagi kemaslahatan umat manusia, tetapi juga bagi kemaslahatan seluruh makhluk ciptaan Allah di muka bumi ini, seperti hewan, tumbuh-tumbuhan, lingkungan dan sumber daya alam.

No comments:

Post a Comment