Tuesday 1 March 2016

Terjebak Didikan Sinetron 2


GENERASI pecinta sinetron inilah yang dihasilkan oleh sinetron-sinetron yang beredar di Indonesia. Mereka menjadi pembebek dan dengan mudahnya mengikuti life style yang dicontohkan tokoh-tokoh didalamnya. Di tengah gempuran arus globalisasi seperti saat ini, ternyata peran keluarga, pendidik, masyarakat dan negara dirasakan sangat minim. Dalam keluarga, ibu sebagai pendidik pertama dan utama bekerjasama dengan ayah untuk mendidik dan membangun kepribadian sang anak. Guru di sekolah juga tidak kalah pentingnya dalam mengarahkan peserta didiknya untuk bisa membentuk kepribadian anak.

Di dalam masyarakat ada sikap saling beramar ma’ruf sesama tetangga sehingga tercipta lingkungan pergaulan yang kondusif bagi perkembangan kepribadian anak. Kemudian negara dengan kekuasaannya berupaya untuk menjaga generasi mudanya salah satunya dengan cara membendung informasi yang bisa menjerumuskan para generasi muda termasuk penayangan sinetron-sinetron yang dianggap bisa berdampak negatif kepada pembentukan kepribadian generasi tadi. Namun sayang, faktanya banyak keluarga yang tidak tahu bagaimana mendidik buah hati mereka. Disisi lain masyarakat yang seharusnya mengawasi acuh tak acuh dan negara pun ternyata tidak sanggup memfilter tayangan yang ada.

Mengapa hal yang demikian bisa terjadi? Kenyataan di atas terjadi tiada lain karena negara menerapkan sistem sekuler-demokrasi yang berdiri di atas pilar-pilar kebebasan dan pemisahan agama dari kehidupan. Demokrasi berdiri atas dasar 4 kebebasan, yaitu kebebasan beragama, kebebasan berpendapat, kebebasan berekspresi dan kebebasan kepemilikan. Tayangan sinetron yang kebanyakan tidak mendidik dibiarkan bebas atas dasar kebebasan berekspresi tersebut sekaligus ide-ide dan gaya hidup yang coba disampaikan. Disini negara gagal dalam menjaga masyarakatnya terlebih generasi mudanya dari ide dan gaya hidup yang berasal dari barat tersebut. Padahal Indonesia merupakan negara dengan mayoritas penduduk muslim yang seharusnya memiliki kepribadian islami. Namun, faktanya jauh dari islami.

Laporkan iklan?
Untuk mengatasi dampak buruk dari informasi dan tayangan-tayangan yang sebelumnya sudah dijelaskan, satu-satunya solusi adalah Islam. Islam bukan hanya sekedar agama yang mengajarkan tata cara ibadah ritual, tetapi juga agama yang mengatur semua urusan kehidupan manusia. Dalam Islam terdapat peraturan pergaulan yang melarang pergaulan bebas alias sex bebas, pacaran dan sebagainya. Sistem pendidikannya ketika diterapkan dapat mewujudkan generasi dan masyarakat yang bertakwaSistem Islam akan mampu mengendalikan itu semua dan menjadikan generasi muda, keluarga, masyarakat dan negara yang bertakwa dan berkepribadian islami. Wallahua’lam.

No comments:

Post a Comment