Tuesday 23 February 2021

PENGERTIAN DAN STRATEGI DAKWAH RASULULLAH

1. Pengertian dan strategi berdakwah Rasulullah

a. Pengertian dan tujuan dakwah

Ditinjau dari segi bahasa, dakwah berasal dari دَعَا ـ يَدْعُوْ yang berarti: memanggil, menyeru, atau mengajak. Sedangkan menurut istilah, dakwah berarti setiap usaha atau aktifitas maupun tulisan dan lainnya yang bersifat menyeru, mengajak, memanggil manusia lainnya untuk beriman dan mentaati Allah, sesuai dengan garis-garis akidah, syariat, dana khlak Islamiyah.

Dakwah itu sendiri merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang dilakukan dengan berbagai cara, baik secarai individumaupun kelompok. Aktifitas dakwah tidak melulu berupa ceramah keagamaan akan tetapi bisa dengan perbuatan yang baik sesuai dengan syariat Islam, sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah kepada kita.

Setiap aktifitas atau usaha untuk mengajak manusia beriman dan mentaati Allah hendaknya bertujuan untuk mewujudkan kebahagiaan dan kesejahteraan di dunia dan di akhirat yang diridhai oleh Allah

b. Prinsip dan metode dakwah Rasulullah

Tugas pertama dan utama Rasulullah adalah menyeru kepada Allah, bahkan semua ajarannya adalah penjelasan uraian tentang dakwah. Rasulullah sebagai pembawa kabar gembira, pemberi peringatan, menjadi saksi, sebagai cahaya dan untuk menjadi penyeru kepada agama Allah tentu dengan izin-Nya.

Sebagai seseorang yang diberi tugas oleh Allah sebagai penyeru kepada Agama-Nya, Rasulullah memiliki prinsip dan metode dalam berdakwah yaitu:

1) Lemah lembut

Dakwah yang merupakan tindakan persuasif untuk mengajak seseorang kepada kebaikan dan kebenaran, oleh karena itu diperlukan berbagai upaya untuk mengarahkan seseorang agar mau bertindak dalam kerangka kebenaran dan kebaikan. Upaya ini didasarkan kepada sikap lemah lembut, lembut hati dan lembut budi. Rasulullah adalah pribadi yang lembut hati dan lembut budi.

Rasulullah sebagai pendakwah nomer satu telah memberikan contoh bagaimana seharusnya berdakwah. Jalan yang ditempuh Rasulullah adalah jalan kelemahlembutan dan bukan kekerasan. Dengan kelembutan hati dan budi inilah kemudian Rasulullah menuai keberhasilan dan kesuksesan besar dalam berdakwah

2) Pemaaf

Pemaaf adalah sikap lapang dada dan membuka hati untuk menerima kekurangan dan kesalahan orang lain. Pemaaf juga merupakan sikap mengerti dan memahami akan hal-hal yang terjadi pada orang lain karena kesalahannya. Karena lapang dada, membuka hati, mengerti dan memahami kekurangan dan kesalahan orang lain maka seorang pendakwah akan dengan sabar dan tulus ikhlas memberikan maaf.

Rasulullah adalah pribadi mulia dan menjadi suri tauladan bagi seluruh umatnya. Maka contohlah Rasul, berilah maaf orang-orang yang ada di sekitarmu. Betapapun, Rasulullah adalah pribadai yang sangat disakiti dan dizalimi oleh orang-orang di sekiarnya. Dan bukankah pula Rasulullah memberikan maaf kepada mereka yang telah menzaliminya. Inilah yang selalu dilakukan Rasulullah dalam dakwahnya.

3) Bermusyawarah

Rasulullah telah memberikan contoh bahwa dalam berdakwah beliau tidak pernah meninggalkan musyawarah. Musyawarah merupakan jalan yang ditempuh Rasulullah bila hendak menyelesaikan masalah umat.

Maka para pendakwah harus berada di tengah-tengah umatnya untuk membicarakan banyak hal tentang urusan umat. Bermusyawarah adalah jalan terbaik untuk menyelesaikan setiap persoalan, apalagi menyangkut kepentingan umat.

Dengan musyawarah maka akan didapatkan jalan keluar terbaik bila terdapat persoalan keumatan yang rumit. Setiap persoalan yang diselesaikan dengan musyawarah maka tidak akan kecewa di kemudian hari.

4) Adakalanya keras dan tegasa

Rasulullah sebagai pendakwah adakalanya di dalam mengajak atau menyeru kepada Agama Allah dengan cara yang keras dan benar-benar tegas. Seperti hadis nabi yang diriwayatkan oleh Jabir Ibnu 'Abdullah Radhiyallahu 'anhu berkata: "Adalah Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bila berkhotbah memerah kedua matanya, meninggi suaranya, dan mengeras amarahnya seakan-akan beliau seorang komandan tentara yang berkata: 'Musuh akan menyerangmu pagi-pagi dan petang'. (Hadits Shahih Riwayat Muslim).

Sumber: Buku Pendidikan Al-Qur'an dan Hadits SMA/SMK Muhammadiyah (Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Pusat Muhammadiyah)


No comments:

Post a Comment