Tuesday 14 September 2021

ULANGAN HARIAN 1 KEMUHAMMADIYAHAN KELAS 10

UNTUK MEMULAI ULANGAN KEMUHAMMADIYAHAN SILAHKAN UCAPKAN BASMALAH. KERJAKAN DENGAN SUNGGUH-SUNGGUH. KARENA JIKA MENGERJAKAN 2 KALI TIDAK AKAN DIANGGAP. NILAI YANG DIANGGAP HANYA YANG PERTAMA. SILAHKAN MULAI KLIK

ULANGAN HARIAN 1 BAHASA ARAB SMK 2021

 SILAHKAN KLIK SESUAI SOAL BAHASA ARAB KELAS MASING-MASING PADA ULANGAN HARIAN 1 INI.

SOAL KELAS 10 KLIK

SOAL KELAS 11 KLIK MULAI

SOAL KELAS 12 KLIK MULAI

Wednesday 8 September 2021

JANJI PELAJAR MUHAMMADIYAH

 A. Janji Pelajar Muhammadiyah

Di sekolah/madrasah Muhammadiyah terdapat sebuah wadah atau organisasi yang ditujukan bagi para peserta didik untuk berlatih dan berjuang dalam kancah dakwah amar ma'ruf nahi munkar di lingkungan para pelajar. Organisasi yang menjadi bagian dari dakwah Muhammadiyah ini bernama Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM).

Dalam Anggaran Dasar IPM pasal 6 disebutkan bahwa maksud dan tujuan didirikannya organisasi ini adalah untuk membentuk pelajar muslim yang berilmu, berakhlak mulia dan terampil dalam rangka menegakkan dan menjunjung tinggi nilai-nilai ajaran Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

Dalam rangka mewujudkan maksud dan tujuan tersebut, setiap pelajar Muhammadiyah dikat oleh janji yang biasa dikenal dengan Janji Pelajar Muhammadiyah. Sebagai seorang pelajar muslim, janji merupakan suatu perkara yang sangat berarti. Kedudukan janji itu bagaikan hutang yang harus dibayar. Oleh karena itu, para peserta didik yang mengikuti proses pendidikan di lembaga pendidikan Muhammadiyah wajib memahami Janji Pelajar Muhammadiyah.

Berdasarkan Keputusan Induk Muktamar XVII IPM nomor VI-SK/A.2/ PP.IPM-006/ 2010, butir-butir Janji Pelajar Muhammadiyah berbunyi:

Asyhadu alla ilaaha illallah wa asyhadu anna Muhammadar-Rasulullah. Radhitubillahi Rabba wa bil Islami diena wabimuhammadinn nabiyya warasula

Kami pelajar Muhammadiyah berjanji

1. Berjuang menegakkan ajaran Islam

2. Hormat dan patuh kepada orangtua dan guru

3. Bersungguh-Sungguh dalam menuntut ilmu

4. Bekerja keras, mandiri dan berprestasi

5. Rela berkorban dan menolong sesama

6. Siap menjadi kader Muhammadiyah dan bangsa


B. Makna dan Aplikasi Janji Pelajar Muhammadiyah dalam Kehidupan sehari-hari

Dalam proses pendewasaannya, seorang pelajar memerlukan sebuah komitmen yang disertai dengan loyalitas dan konsistensi yang tinggi. Pengucapan Janji Pelajar Muhammadiyah adalah bagian dari upaya untuk membangun komitmen, loyalitas dan konsistensi tersebut. Berikut adalah penjelasan singkat mengenai makna dan aplikasi dari Janji Pelajar Muhammadiyah dalam kehidupan sehari-hari.

1. Berjuang menegakkan ajaran Islam

Pelajar Muhammadiyah hendaknya selalu mengutamakan perintah agama Islam dalam setiap aktivitasnya. Pelajar Muhammadiyah harus berperan serta dalam menyempurnakan akhlak mulia dan penguatan keislaman. Misalnya, ikut berpartisipasi dalam pengkajian Al-Quran di kalangan para pelajar dalam bentuk gerakan cinta Al-Quran sebagai gerakan pembudayaan tradisi membaca dan mengkaji AlI-Quran di kalangan pelajar dan sebagai penyadaran tentang pentingnya kitab suci umat muslim itu sebagai petunjuk utama dalam kehidupan.

2. Hormat dan patuh kepada orangtua dan guru

Pelajar Muhammadiyah hendaknya selalu siap sedia untuk menjaga tata krama dalam hubungannya dengan orang tua dan guru. Pelajar Muhammadiyah semestinya menghormati orangtua dan guru serta berusaha membalas jasa-jasa mereka dengan memberikan prestasi dan doa terbaik setiap harinya.

Pelajar Muhammadiyah akan patuh terhadap perintah dan menghindari sifat-sifat membantah, dengan menumbuhkan keyakinan dan perasaan khusnudzan, bahwa apa yang diperintahkan oleh orangtua dan guru akan berakibat baik pada dirinya.

3. Bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu

Pelajar Muhammadlyah harus memiliki komitmen dan sungguh-sungguh dalam menuntut ilmu, untuk meraih ridha Allah Swt semata. Pelajar Muhammadiyah akan belajar dan menuntut ilmu kepada siapapun dan dimanapun tanpa rasa malu dan gengsi. Begitu pula ketika di sekolah/madrasah, ia tidak akan malu untuk bertanya kepada guru atau teman mengenai materi yang belum dipahaminya.

4. Bekerja keras, mandiri dan berprestasi

Pelajar Muhammadiyah sudah selayaknya terdorong untuk rajin dalam belajar, giat dalam bekerja dan berusaha mandiri termasuk menjauhkan diri dari ketergantungan terhadap orang lain. Pribadi pelajar Muhammadiyah akan senantiasa bekerja keras, bekerja cerdas dan bekerja ikhlas untuk bisa mewujudkan impiannya agar dirinya bisa memberikan manfaat kepada banyak orang. Pelajar Muhammadiyah akan menjunjung tinggi kejujuran dalam meraih prestasi, ia tidak akan mencontek ataupun berbuat curang.

5. Rela berkorban dan menolong sesama

Dalam segala aktivitasnya, pelajar Muhammadiyah harus berusaha agar menumbuhkan manfaat bagi diri sendiri dan lingkungannya. Selain itu pelajar Muhammadiyah juga harus berusaha agar terbangun solidaritas dan tumbuhnya rasa asah, asih dan asuh diantara para pelajar di lingkungannya untuk kepentingan agama Islam. Sikap rela berkorban dan menolong sesama juga harus ditunjukkan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya dengan membantu seseorang yang mengalami kecelakaan di jalan, menggalang dana bantuan bagi saudara yang tertimpa musibah atau bencana alam atau mengadakan bakti sosial

6. Siap menjadi kader Muhammadiyah dan bangsa

Pelajar Muhammadiyah sebagai calon kader Muhammadiyah sudah semestinya melaksanakan aktivitas belajar tidak sekedar untuk meraih kesuksesan dan mendapatkan kepandaian secara pribadi semata. Alangkah baiknya hal itu ditularkan kepada teman-temannya dengan membentuk kelompok studi atau aktif dalam organisasi sekolah/madrasah sebagai bentuk latihan untuk menghimpun, membimbing, mengatur teman sejawat dalam meniti kebajikan.

Pelajar Muhammadiyah merupakan kader Muhammadiyah yang natinya akan berperan sebagai pelopor, pelangsung dan penyempurna amal usaha Muhammadiyah. Pelajar Muhammadiyah juga harus siap memberikan kontribusi positif dalam rangka pembaruan dan pembangunan masyarakat, misalnya dengan membentuk taman pendidikan Al-Quran, membuat perkumpulan remaja Islam dan mengisinya dengan kegiatan-kegiatan yang positif.

C. Kepribadian Pelajar Muhammadiyah

Kepribadian adalah keseluruhan cara individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain. Kepribadian paling sering dideskripsikan dalam istilah sifat yang bisa diukur yang ditunjukkan oleh seseorang. Setiap individu selalu dihadapkan pada berbagai macam persoalan. Persoalan ini memerlukan suatu pemecahan dan penyelesaian secara tuntas. Hal ini memerlukan kecakapan, keterampilan-keterampilan dan sikap dari individu yang bersangkutan. Setelah memperhatikan, menghayati dan mengamalkan Janji Pelajar Muhammadiyah tersebut, maka dapat diindentifikasikan bahwa seorang pelajar Muhammadiyah mestinya memiliki kepribadian sebagai berikut:

1. Senang berjuang, dalam pengertian amar ma'ruf nahi munkar di lingkungan sekolah/madrasah untuk menegakkan ajaran Islam. Misalnya dengan mengingatkan teman untuk menjalankan shalat dzuhur secara berjamaah di mushalla/masjid, membuat kajian rutin dengan teman sekelas setiap bulan, dan lain-lain.

2. Bertindak sopan dan santun, memiliki tata krama, hormat dan patuh kepada orangtua dan guru. Hal ini dapat dilakukan dengan berpamitan dan memohon doa restu kepada orangtua sebelum berangkat ke sekolah/madrasah, mengucapkan salam dan bersalaman kepada guru, serta menjalankan perintah yang baik dari orang tua dan guru.

Referensi:

Wahyudi, dkk. Pendidikan Kemuhammadiyahan SMA/SMK/MA Muhammadiyah kelas 10,  Yogyakarta: Gramasurya, 2017.

Wednesday 1 September 2021

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KEMUHAMMADIYAHAN

Nilai-Nilai Pendidikan Kemuhammadiyahan

a. Mengamalkan Perilaku Sebagai Hamba Allah Swt

Tujuan penciptaan manusia adalah untuk menguji ketaatannya pada Allah Swt. Apabila dirinya taat, niscaya ia akan mendapatkan balasan kenikmatan di akhirat. Sebaliknya jika ia mendurhakai Allah ﷻ, niscaya la akan mendapatkan balasan siksa di akhirat. Allah Swt semata-mata menciptakan manusia untuk menegakkan tauhid, beribadah kepada-Nya dan meninggalkan segala bentuk ibadah kepada selain-Nya. Dengan demikian, tugas pokok manusia sebagai seorang hamba Allah Swt adalah beribadah kepada-Nya.

Sebagai hamba, manusia diciptakan Allah Swt dengan kelengkapan psikologis yang sempurna. Akal, hati, dan hawa nafsu yang kesemuanya memadai bagi manusia untuk menjadi makhluk terhormat dan mulia. Akan tetapi kelengkapan psikologis manusia ini sangat potensial menjerumuskannya hingga posisi yang jauh lebih rendah dari binatang. Maka dari itu, kelengkapan psikologis ini perlu dijaga dan dikendalikan dengan baik. Kelengkapan psikologis yang dimiliki manusia harus digunakan untuk beribadah sebagaimana kewajibannya sebagai seorang hamba Allah Swt.

Pelajar Muhammadiyah tidak boleh meninggalkan kewajiban sebagai seorang hamba Allah Swt. Berbagai amal ibadah yang dilakukan pelajar Muhammadiyah harus didasarkan untuk mencari ridha Allah Swt semata. Segala kenikmatan yang dimiliki harus senantiasa disyukuri dan diyakini sebagai pemberian dari Allah Swt. Karena itu pelajari Hammadiyah harus menjadikan Al-Quran dan Sunnah sebagai pedoman hidupnya, berusaha meneladani kehidupan Rasulullah saw, serta berkawan dengan orang-orang yang berjuang di jalan Allah Swt.

b. Mengamalkan Perilaku Sebagai Khalifah Fil Ardhi

Agama Islam telah mengajarkan bahwa selain sebagai seorang hamba, predikat manusia juga sebagai khalifah di muka bumi. Sebagai hamba Allah, manusia adalah kecil dan tidak memiliki kekuasaan apapun. Oleh karena itu tugasnya adalah menyembah dan pasrah kepada Allah Swt, Tetapi sebagai khalifah, manusia diberi fungsi yang sangat besar, yakni sebagai wakil-Nya di bumi yang memiliki tanggung jawab dan otoritas yang besar. Manusia diberi tanggung jawab untuk mengelola alam semesta demi kesejahteraan umat manusia. Hal ini tidak lain karena Allah Swt memang menciptakan alam semesta untuk manusia.

Pada dasarnya, akhlak yang diajarkan Al-Quran terhadap lingkungan bersumber dari fungsi manusia sebagai khalifah. Kekhalifahan menuntut adanya interaksi antara manusia dengan sesamanya dan juga antara manusia dengan alam. Kekhalifahan mengandung arti pengayoman, pemeliharaan serta pembimbingan agar setiap makhluk mencapai tujuan penciptaannya. Hal ini seharusnya mengantarkan manusia pada kesadaran bahwa apapun yang berada dalam genggamannya adalah sebuah amanah yang harus dipertanggungjawabkan. Manusia dituntut agar tidak lupa diri atau angkuh terhadap sumber daya yang dimilikinya. Sebagai khalifah, manusia harus berfikir dan bertindak untuk kemaslahatan semua pihak.

Berdasarkan uraian tersebut, maka pelajar Muhammadiyah sudah semestinya menjaga lingkungan sekitar. Berbagai binatang, dan tumbuhan merupakan makhluk Allah Swt yang memiliki hak hidup, sehingga keberadaannya harus dirawat dengan baik. Selain itu pelajar Muhammadiyah harus berusaha untuk menaati tata tertib yang berlaku di sekolah/madrasah Muhammadiyah.


C. Mengamalkan Dakwah Amar Ma'ruf Nahi Munkar

Pelajar Muhammadiyah wajib melakukan dakwah amar ma' ruf nahi munkar sesuai dengan kemampuan dan waktu yang dimilikinya. Banyak cara yang bisa dilakukan oleh seorang pelajar untuk terlibat langsung dalam kegiatan dakwah amar ma ruf nahi munkar, baik di sekolah/madrasah ataupun di lingkungan rumah masing-masing.

Di sekolah/madrasah, pelajar Muhammadiyah dapat ikut bergabung dan aktif dalam Ikatan Pelajar Muhammadiyah Ranting, khususnya di bagian pembinaan agama/dakwah di kalangan pelajar. Dengan aktif dalam organisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah, maka pelajar Muhammadiyah dapat melakukan amar ma'ruf nahi munkar dengan memotisi teman-temannya untuk melaksanakan kewajiban agama sebagai seorang muslim.

Untuk berdakwah di lingkungan masyarakat, khususnya di sekitar rumahpun banyak cara, misalnya, pelajar Muhammadiyah dapat membantu atau menyelenggarakan pengajian bagi anak-anak di masjid atau mushalla. Aktifitas ini bisa menjadi salah satu wujud kepedulian pelajar Muhammadiyah terhadap pendidikan agama bagi anak-anak sehingga ilmu yang dimilikinya menjadi bermanfaat. Selain itu, pelajar Muhammadiyah juga dapat ikut serta membantu penyelenggaraan Pengajian Hari Besar lslam atau ikut membantu pelaksanaan musyawarah Ranting Muhammadiyah


d. Menghindari Tindak Kekerasan dan Mengutamakan Perdamaian

Banyak pelajar yang mengalami persoalan tetapi tidak berani menceritakannya kepada orangtua, ataupun saudaranya. Mereka justru lebih nyaman menceritakan persoalannya dengan teman-teman sebayanya. Akan tetapi ketika teman sebayanya belum mampu memahami dan menyikapi persoalan tersebut dengan baik maka, terkadang justru akan timbul masalah baru yang lebih rumit, yakni munculnya rasa simpati dan solidaritas untuk membantu membalaskan rasa sakit hati yang dirasakan oleh temannya itu. Tidak jarang rasa simpati dan solidaritas itu berujung pada tindakan negatif yang mengakibatkan kerugian, seperti tawuran.

Tawuran merupakan persoalan pelik yang harus dicari solusinya. Secara umum, banyak pelajar yang tidak taat pada aturan dan hukum, sehingga hal ini mengakibatkan semakin terbuka lebarnya tindak kekerasan seperti tawuran, yang selanjutnya menyebabkan moralitas yang semakin terkikis.

Dalam sudut pandang sosiologis, tawuran termasuk perilaku agresivitas kelompok, sebab pelakunya menganggap tawuran sebagai sesuatu yang normatif dan dianggap sebagai kebenaran kelompok.

Tawuran adalah perilaku menyimpang. Maka harus ditanamkan di dalam hati sanubari bahwa perilaku kekerasan bukan cerminan budaya Indonesia. Selanjutnya salah satu penyelesaian utama dalam penanggulangan tawuran adalah meminimalisir tindak kekerasan pada pelajar. Tindak kekerasan selama masa perkenalan juga harus diperhatikan sehingga, lebih mengedepankan kesantunan, keakraban dan jauh dari kekerasan.

Daripada tawuran, pelajar Muhammadiyah yang memang memiliki kemampuan beladiri bisa menyalurkan bakatnya melalui Tapak Suci Putera Muhammadiyah. Tapak Suci Putera

Muhammadiyah merupakan wadah yang tepat, sebab disana pelajar Muhammadiyah akan diberikan bekal fisik dan mental yang kuat sehingga tubuh menjadi terampil dan gesit. Selain itu Tapak Suci Putera Muhammadiyah juga mendidik pelajar untuk mempertahankan ajaran Islam. Sembari belajar mengenal jurus-jurus dalam Tapak Suci Putera Muhammadiyah, para pelajar Muhammadiyah dididik tentang penguatan akidah, akhlak, ketahanan mental dan kepemimpinan.

Banyak orang mendambakan kedamaian dan jauh dari tindak kekerasan. Kehidupan semacam ini hanya akan terwujud apabila orang-orang didalamnya memiliki kesadaran tentang manfaat hidup damai. Cinta damai itu menyenangkan, dan menyejukkan diri sendiri dan orang lain, menarik simpati dan mendatangkan banyak teman. Karena itulah setiap pelajar Muhammadiyah wajib mengutamakan perdamaian dan menghindari tindak kekerasan seperti tawuran, pemalakan dan sejenisnya, yang justru akan merugikan diri sendiri dan orang lain.


e. Mengamalkan Disiplin Belajar dan Gemar Menuntut Ilmu

Kedisiplinan tidak hanya berlaku di sekolah/madrasah saja, tetapi juga di rumah atau dalam kehidupan sehari-hari.Misalnya saja dalam hal belajar, agama Islam telah mewajibkan umatnya untuk menuntut ilmu. Kewajiban menuntut ilmu ini harus ditunjang dengan semangat disiplin yang tinggi dan juga gemar belajar, baik di dalam maupun di luar sekolah/madrasah.

Pelajar yang baik pasti mengetahui tentang hak dan kewajibannya di sekolah/madrasah. Hal ini seharusnya akan mendorongnya untuk selalu disiplin dalam belajar, karena itu adalah kewajiban dirinya sebagai seorang pelajar. Kegemaran seorang pelajar dalam menuntut ilmu akan mengantarkannya kepada prestasi. Salah satu prestasi pelajar yang patut diunggulkan adalah keteguhan untuk menjauhkan diri dari perbuatan negatif, seperti mencontek. Ia memahami bahwa sebagai makhluk yang sempurna, dirinya telah diberi akal yang harus digunakan untuk kebaikan. Pelajar yang baik pasti menyadari bahwasanya perbuatan negatif tersebut akan mendzalimi dirinya sendiri dan banyak orang. Maka pelajar Muhammadiyah wajib memiliki budaya positif yang harus dikembangkan. Budaya positif tersebut salah satunya adalah disiplin belajar dan gemar menuntut ilmu kepada siapa pun di mana pun.

Referensi:

Wahyudi, dkk. Pendidikan Kemuhammadiyahan SMA/SMK/MA Muhammadiyah kelas 10,  Yogyakarta: Gramasurya, 2017.




Tuesday 24 August 2021

CIRI KHAS PERGURUAN MUHAMMADIYAH

C. Ciri Khas Perguruan Muhammadiyah

Pada bagian ini akan dipaparkan mengenai ciri khas yang terdapat dalam perguruan Muhammadiyah, yaitu terkait dengan pendidikan Kemuhammadiyahan

1. Pengertian Pendidikan Kemuhammadiyahan

Pengertian pendidikan Kemuhammadiyahan dapat ditiniau dari dua aspek, yakni secara bahasa dan istilah. Menurut bahasa, pendidikan Kemuhammadiyahan merupakan pendidikan atau pelajaran tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan pengikut nabi Muhammad saw. Sedangkan menurut istilah berarti suatu ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan persyarikatan Muhammadiyah, sebuah organisasi pergerakan Islam yang didirikan K.H. Ahmad Dahlan.

Dengan demikian pendidikan Kemuhammadiyahan dapat diartikan sebagai kegiatan pembelajaran mengenai hakikat, visi dan misi pergerakan Muhammadiyah dalam seluruh aspeknya dengan maksud menumbuhkan nilai-nilai dan sikap hidup Islami sesuai Al-Quran dan Sunnah Rasulullah saw yang diwujudkan dalam pandangan, pendirian dan sikap hidup serta perjuangan dalam membela agama Islam.

2. Tujuan Pendidikan Kemuhammadiyahan

Pendidikan Kemuhammadiyahan dijadikan mata pelajaran pokok dengan tujuan agar dapat diamati, dipahami dan dihayati oleh setiap pelajar Muhammadiyah. Selain itu, diharapkan agar kelak segenap pelajar Muhammadiyah bersedia dengan suka rela mengamalkan berbagai prinsip, keyakinan dan cita-cita persyarikatan Muhammadiyah, baik di lingkungan keluarga ataupun di masyarakat. Harapan yang demikian itu kiranya tidaklah berlebihan, mengingat adanya beberapa alasan yang menjadi dasar tujuan pendidikan Kemuhammadiyahan diajarkan di sekolah/madrasah Muhammadiyah, yakni

a. Media Kaderisasi

Muhammadiyah adalah gerakan Islam yang oleh

masyarakat luas dikenal sebagai organisasi sosial keagamaan yang bertaraf nasional, dan bahkan internasional.

Muhammadiyah dikenal sebagai gerakan yang memiliki amal usaha begitu banyak dan beragam, seperti bidang keagamaan, kemasyarakatan, kesehatan dan juga pendidikan.

Dengan banyak dan beragamnya amal usaha itu, maka Muhammadiyah memerlukan generasi yang dapat meneruskan gerakan. Dalam bahasa lain, Muhammadiyah membutuhkan kader penerus yang berkualitas dan penuh pengabdian.

Generasi penerus yang dimaksud adalah mereka yang betul-betul memahami arah, tujuan dan misi yang diemban Muhammadiyah. Karena itulah, salah satu fungsi pendidikan Muhammadiyah ditetapkan sebagai wahana kaderisasi atau pembibitan kader-kader muda Muhammadiyah.

Sebagai lembaga yang memiliki fungsi kaderisasi maka, sekolah/madrasah Muhammadiyah wajib mengenalkan, melatih dan mengajak untuk menghayati cita-cita mulia Muhammadiyah kepada para peserta didiknya yang diuraikan dalam pendidikan Kemuhammadiyahan. Adapun cita-cita mulia Muhammadiyah yang dimaksud adalah menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

b. Dikenal oleh Angkatan Muda

Dengan diajarkan pendidikan Kemuhammadiyahan maka angkatan muda di Indonesia setidaknya bisa mengenal seluk beluk persyarikatan Muhammadiyah. Melalui pendidikan Kemuhammadiyahan ini mereka dapat mengenal hakikat, prinsip dan juga ideologi Muhammadiyah. Dengan kata lain, mereka dapat mengenal lebih dalam mengenai arti, fungsi, spirit gerakan dan perjuangan Muhammadiyah secara mendalam. Selanjutnya angkatan muda Indonesia dapat lebih obyektif dalam menilai dan mempertimbangkan untuk dapat berkontribusi dalam gerakan dan perjuangan Muhammadiyah.

Dengan mempelajari Muhammadiyah secara mendalam, angkatan muda Indonesia dapat mengetahui tentang kontribusi yang telah diberikan oleh persyarikatan Muhammadiyah. Sebagai contoh, Muhammadiyah telah mampu membangun sekolah/madrasah, bahkan di saat pemerintah belum mampu membangunnya. Ketika pemerintah belum memiliki biaya untuk membangun rumah sakit, Muhammadiyah justru telah memiliki rumah sakit sendiri. Ketika pemerintah belum memiliki daya untuk mengurus masalah-masalah sosial, Muhammadiyah justru telah memberdayakan, menyantuni dan melayani fakir miskin dan anak-anak terlantar dan menampungnya di panti asuhan milik Muhammadiyah. Selain itu Muhammadiyah juga telah memberikan andil kepada bangsa Indonesia dengan putera puteri terbaiknya untuk ikut berjuang di kancah perjuangan kemerdekaan dan mengisinya hingga sekarang.

Berbagai kontribusi Muhammadiyah ini jelas perlu diketahui oleh generasi muda. Selain sebagai sejarah, generasi muda dapat pula mengambil hikmah, inspirasi dan turut berjuang dalam satu barisan gerakan Muhammadiyah.

Beragam penjelasan yang telah dikemukakan di atas telah memberi gambaran tentang tujuan pendidikanKemuhammadiyahan yang diajarkan di sekolah/madrasah Muhammadiyah secara umum. Selanjutnya di bawah ini dijelaskan secara khusus, mengenai beberapa tujuan diajarkannya pendidikan Kemuhammadiyahan di setiap sekolah/madrasah Muhammadiyah, yaitu:

1) Memberikan pengertian yang sebenarnya terhadap para pelajar tentang apa dan bagaimana pergerakan Muhammadiyah;

2) Memberikan bekal kepada calon kader Muhammadiyah yang akan menjadi pewaris dan penerus perjuangan Muhammadiyah;

3) Memberikan bukti nyata kepada semua pihak bahwa amal usaha Muhammadiyah ikut andil dalam memajukan masyarakat serta umat manusia semata-mata untuk mencapai ridha Allah Swt di dunia dan akhirat

4) Memberi pengertian atau pengetahuan tentang persyarikatan Muhammadiyah sebagai gerakan Islam dan gerakan dakwah amar ma'ruf nahi munkar

5) Memberikan bekal kepada setiap pelajar Muhammadiyah agar kelak menjadi kader yang tangguh untuk melangsungkan cita-cita dan amal usaha Muhammadiyah

6) Mendidik setiap pelajar Muhammadiyah agar memiliki kepribadian muslim dalam rangka mempersiapkan kehidupan yang Islami di tengah-tengah masyarakat

7) Menumbuhkan jiwa tajdid (pembaru) bagi setiap pelajar Muhammadiyah agar dapat memahami ajaran Islam secara murni serta mampu mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari

8) Memberikan pengertian bahwa Muhammadiyah ikut andil bagi pembinaan generasi muda melalui berbagai amal usahanya, termasuk lewat bidang pendidikan;

9) Mampu mensosialisasikan tujuan dan cita-cita Muhammadiyah di tengah-tengah masyarakat, baik secara individu ataupun kelompok;

10) Mendorong setiap pelajar Muhammadiyah agar di kemudian hari sanggup memikul tanggung jawab terhadap agama lIslam dan persyarikatan Muhammadiyah.

3. Kedudukan dan Fungsi Pendidikan Kemuhammadiyahan

Pendidikan Kemuhammadiyahan memiliki kedudukan sebagai mata pelajaran yang wajib diajarkan dan dipelajari setiap pelajar Muhammadiyah. Sebagai materi wajib, makaseluruh jenjang pendidikan Muhammadiyah, dari Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah hingga Perguruan Tinggi mengajarkan pendidikan Kemuhammadiyahan.

Sedangkan fungsi pendidikan Kemuhammadiyahan di sekolah/ madrasah Muhammadiyah adalah sebagai pembeda (distingsi) antara sekolah/madrasah Muhammadiyah dengan yang bukan milik Muhammadiyah. Dikatakan sebagai pembeda, karena hampir dipastikan bahwa semua lembaga tidak mengajarkan pendidikan selain Muhammadiyah tidak mengajarkan pendidikan Kemuhammadiyahan. Karena itulah, Pendidikan Kemuhammadiyahan harus senantiasa diajarkan kepada pelajar Muhammadiyah agar dapat benar-benar menjadi ilmu yang dapat memberikan kontribusi bagi semua pinak.

Referensi:


Wahyudi, dkk. Pendidikan Kemuhammadiyahan SMA/SMK/MA Muhammadiyah kelas 10, Yogyakarta: Gramasurya, 2017.





Wednesday 18 August 2021

Tujuan Perguruan Muhammadiyah

 B. Tujuan Perguruan Muhammadiyah

Perquruan/ pendidikan Muhammadiyah adalah pendidikan Islam modern yang mengintegrasikan pendidikan agama Islam dengan kehidupan, dan antara iman dengan kemajuan secara terpadu. Dari rahim pendidikan Muhammadiyah diharapkan akan lahir generasi muslim terpelajar yang kuat iman dan kepribadiannya sekaligus mampu dalam menghadapi dan menjawab tantangan zaman. Dengan harapan demikian, maka Muktamar Muhammadiyah ke 46 (Muktamar Satu Abad Muhammadiyah) di Yogyakarta telah menetapkan adanya visi pendidikan Muhammadiyah, yaitu membentuk manusia pembelajar yang bertakwa, berakhlak mulia, berkemajuan dan unggul dalam ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEKS) sebagai perwujudan tajdid dakwah amar ma' ruf nahi munkar.

Pendidikan Muhammadiyah berasaskan Islam dan berpedoman pada Al-Quran dan Hadits. Sedikitnya ada 40 nilai yang ditanamkan di sekolah/madrasah Muhammadiyah, seperti berpihak kepada mustadl'afin dan dlu'afa, berpikiran maju, bersahaja, bertanggung jawab, bijak, damai, dinamis, disiplin, hemat, kasih sayang, kebahagiaan, kebebasan, kebersihan, keikhlasan, kejujuran, kerjasama, kesederhanaan, keseimbangan (tawasuth atau moderat) keteladanan, komitmen, kreatif, layanan, loyalitas, membaca, menghargai, nasionalisme, pembaruan (tajdid), percaya diri, persatuan, proaktif, qanaah, rendah hati, sabar dan bersyukur, santun, sikap kritis, suka beramal saleh, teliti dan cermat, toleransi dan ulet. Semua nilai-nilai tersebut ditanamkan dalam rangka mewujudkan visi pendidikan Muhammadiyah.

Selanjutnya, tujuan pendidikan Muhammadiyah adalah mewujudkan manusia muslim berakhlak mulia, cakap, percaya pada diri sendiri, berguna bagi masyarakat dan negara. Pertama, manusia muslim, berarti manusia yang seluruh hidup dan kehidupannya senantiasa dilandasi oleh nilai nilai peribadatan kepada Allah Swt semata Artinya, seorang muslim sejati akan selalu berserah diri dan taat hanya kepada Allah semata.

Kedua, berakhlak mulia. Akhlak mulia dinilai dan dipandang dari sisi yang Maha Haq dan pembuat peraturan yang sesungguhnya yaitu Allah Swt dan ukuran akhlak nabi Muhammad saw, bukan pandangan manusia pada umumnya yang penuh dengan sifat subyektif. Oleh karena itu, pelajar Muhammadiyah mestinya selalu mempelajari peraturan-peraturan Allah Swt dan berusaha memahami serta mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah saw.

Ketiga, cakap, yang berarti mempunyai kemampuan dalam bidangnya. Cakap juga berarti cerdas dan ampuh dalam menentukan sikap dan perbuatan yang tepat sesuai dengan tugas seorang muslim yang berilmu pengetahuan. 

Keempat, percaya pada diri sendiri. Seseorang dikatakan memiliki kepercayaan diri manakala dirinya memiliki sifat-sifat positif serta mau menatap kehidupan ke depan dengan penuh rasa optimisme.

Kelima, berguna bagi masyarakat dan bangsa. Setelah melalui proses pendidikan, peserta didik diharapkan mampu untuk mengabdikan diri dan berkontribusi nyata bagi kemajuan masyarakat dan bangsa.

Referensi:

Wahyudi, dkk. Pendidikan Kemuhammadiyahan SMA/SMK/MA Muhammadiyah kelas 10,  Yogyakarta: Gramasurya, 2017.



Wednesday 11 August 2021

KARAKTERISTIK PERGURUAN MUHAMMADIYAH


Dalam usaha mendirikan sekolah/madrasah Muhammadiyah, K.H Ahmad Dahlan memanggil orang-orang kaya di Yogyakarta, yang bersimpati dengan usaha-usaha yang dilakukannya dengan maksud untuk meminjam uang. Para sahabat mengira bahwa pinjaman uang itu akan dipergunakan keluarga K.H. Ahmad Dahlan pribadi. Memang mulanya K.H. Ahmad Dahlan tidak memberitahukan untuk apa uang pinjaman dari para sahabat. Namun setelah gedung itu selesai dengan tiga ruang kelas, barulah beliau mengundang para sahabatnya untuk melakukan tasyakuran.

Pada acara itu K.H. Ahmad Dahlan bercerita, kalau gedung sekolah/madrasah tersebut berasal dari hutang beliau terhadap sahabat-sahabatnya yang hadir pada waktu itu. Sementara tanah yang dipakai untuk gedung sekolah/madrasah merupakan wakaf dari keluarga K.H. Ahmad Dahlan. Setelah bercerita panjang lebar tentang pembangunan sekolah/madrasah itu, para sahabat yang meminjami uang menyatakan ikhlas menginfakkan uangnya untuk pembangunan sekolah/madrasah Muhammadiyah.

Tujuan Pembelajaran:

Melalui penelusuran literatur dan pengamatan tata tertib secara berkelompok, peserta didik diharapkan dapat mengurai karakteristik perguruan Muhammadiyah

PAPARAN MATERI

A. Sejarah Perguruan Muhammadiyah

Kecenderungan umum yang selalu dijadikan dasar pijak dalam melihat latar belakang Muhammadiyah berdiri adalah dualisme yang terjadi pada awal abad ke-20. Di satu sisi pendidikan Islam yang diwakili pesantren tradisional hanya mengajarkan ilmu agama. Sedangkan di sisi lain, sekolah-sekolah Belanda hanya mengajarkan ilmu umum.

Penilaian ini memang benar, tetapi tidak dapat sepenuhnya dibenarkan, sebab pernyataan tersebut mengandung unsur penyederhanaan atas fakta sejarah yang terjadi. Sesungguhnya ada banyak faktor yang mendorong KH. Ahmad Dahlan dalam mendirikan pendidikan Muhammadiyah yakni sebagai salah satu bentuk perlawanan terselubung terhadap kolonialisme Belanda media pembebasan masyarakat dari jerat kemiskinan, kebodohan, ketidak adilan, sistem kasta dan pelaksanaan ajaran agama yang kurang autentik.

Kenyataan tersebut mendorong KH. Ahmad Dahlan melakukan pembaruan sistem pendidikan Islam, sehingga dapat mengimbang kemajuan sekolah-sekolah Belanda, Karena itulah beliau merintis dan mendirikan sebuah lembaga pendidikan modern. Sistem yang dikembangkan dalam lembaga ini merupakan hasil adaptasi KH. Ahmad Dahlan dari dua lembaga pendidikan yang sedang berkembang saat itu, yaitu pesantren tradisional dan sekolah Belanda. la mengadaptasi spirit kelslaman yang dikembangkan di pesantrren dan diperbarukan. Sedangkan dalam segi metode pengajaran dan kurikulumnya, ia mengadaptasi sistem yang diterapkan di sekolah Belanda.