Belajar adalah cara kita memuliakan diri dan akal agar terasah. Pencapaian terakhir belajar adalah profesional. Terus belajar, Belajar terus.
Thursday, 28 April 2016
Cerita-cerita Inspirasi yang Belum Tertulis
Gorilla Sang Pujangga
Kisah Seorang perempuan kampung bernama Gorilla yang gigih dan ulet menjadi seorang penulis go internasional.
Bukan Ratna dan Galih
Persahabatan di masa-masa SMP yang membutakan cinta dan hati Ratna dan Galih.
Si Alif Kecil
Bagaimana cinta orang tua diuji dengan kematian anak satu-satunya. Si Alif terlahir dari kedua orang tua yang ibunya seorang muallaf, ayahnya seorang muslim abangan.
Kembali Ke Pesantren
Setelah meraih ilmu agama di pesantren dan berhasil mendapatkan beasiswa kuliah ke Mesir, dan berliku ujian yang menimpanya.
Rendam Mentimun di Air Minum, dan Lihat Apa yang Terjadi?
COBA Rendam Mentimun di Air Minum, dan LIHAT Apa yang Terjadi..
Mentimun sudah tak asing lagi buat kita,saking tak asingnya mentimun di jadikan makanan sambilan setelah makan.Keberadaannya sangat gampang di cari,tinggal datang ke pasar maka akan mudah di temukan.Harganya pun murah.saking gampang dan murahnya sehingga kita tak tahu manfaat apa yang di dapat dari mentimun.Di sini kita akan coba lihat khasiat mentimun jika di rendam dalam air minum.
Dengan beberapa irisan mentimum dalam air minum dan dibiarkan selama 12 jam sama saja melindungi diri Anda dari berbagai penyakit dan kekurangan gizi. Saat ini memang sedang jadi tren merendam berbagai buah dalam air minum atau biasa disebut infused water. Ternyata, tidak hanya jeruk yang baik untuk direndam dalam air minum.
Air mentimun tidak hanya berperan menyegarkan tubuh. Tetapi mentimun yang kaya akan vitamin C, K, Vitamin B, kalium, antioksidan, mangan dan tembaga benar-benar bisa menjaga Anda tetap fit.
Berikut alasan mengapa Anda harus minum air mentimun...
Bagus utk Tulang & Otot ~~
Mentimun berfungsi memperkuat jaringan ikat dan membuat tulang Anda sehat. Hal ini karena mentimun kaya akan silika yang penting untuk pengembangan jaringan ikat. Sehingga tulang dan otot Anda tetap kuat.
Memperkuat Imunitas~~~
Vitamin yang terkandung dalam air mentimun antara lain vitamin C dan vitamin B kompleks. Inimembantu untuk meningkatkan kekebalan tubuh Anda. Vitamin C meningkatkan proses penyembuhan dan menjaga kebugaran.
Membersihkan tubuh~~~~
Air mentimun memiliki efek detoksifikasi karena menghapus semua akumulasi racun dari tubuh Anda. Ini juga termasuk membersihkan hati dan menghapus semua metabolit. Air mentimun benar-benar membantu organ-organ tubuh Anda untuk bekerja lebih efektif.
Mengurangi Kolesterol Jahat~~
Sterol yang hadir dalam air mentimun bisa membantu menghilangkan kolesterol jahat dari tubuh. Dengan demikian, air mentimun bisa mencegah Anda dari penyakit jantung dan tekanan darah tinggi. Mentimun juga mengurangi kekakuan pembuluh darah Anda sehingga aliran darah lebih lancar.
Membantu melawan Kanker~~
Tingginya kadar antioksidan seperti pinoresinol dan sebagainya hadir pada air mentimun untuk mengurangi risiko beberapa jenis kanker. Antioksidan ini bermanfaat dalam menghapus radikal bebas dari tubuh yang menyebabkan kerusakan sel dan kanker.
Membuat ginjal sehat~~~
Mentimun mengurangi kadar asam urat dari tubuh Anda yang bertanggung jawab untuk menyebabkan asam urat. Selain itu, Air mentimun menghilangkan kreatinin, asam urat dan produk-produk limbah lainnya yang terakumulasi di ginjal.
Menghilangkan bau mulut ~~
Bau mulut disebabkan oleh bakteri hadir di mulut Anda. Mentimun mempunyai phytochemcials yang bisa membunuh bakteri di mulut Anda. Dengan demikian, mulut Anda akan tetap segar sepanjang hari.
Melindungi Otak ~~~~
Substansi anti-inflamasi, fisetin ada pada mentimun yang berperan meningkatkan kesehatan otak dan mengurangi semua peradangan. Air mentimun juga dapat mencegah kerusakan otak dengan meningkatkan aliran darah ke otak.
Baik utk Kulit & Rambut~~~
Antioksidan hadir dalam mentimun yang tercuci dalam air menjaga kulit Anda untuk tetap bersinar dan selalu segar. Silikon dan sulfur dalam mentimun juga dapat mempromosikan pertumbuhan rambut lebih cepat.
〰〰〰〰〰〰
Itulah beberapa khasiat dari mentimun yang di rendam di dalam air minum.semoga bermanfaat.selamat mencoba dan menikmati.
Tutorial Buka Situs Islam Yang Diblokir
Tutorial Buka Situs Islam Yang Diblokir
HP Android Anda tidak bisa buka
situs-situs berita Islam yang sedang
diblokir oleh musuh-musuh Islam?
Tidak usah panik karena khawatir
ketinggalan berita Islam...!
Kabar gembira bagi pengguna Android...
Situs-situs tersebut hakikatnya tidak
ditutup, tapi hanya diblokir oleh
operator penyedia layanan internet atas
permintaan musuh-musuh Islam
akibatnya akses masyarakat ke situs-situs
tersebut diblokir sehingga
situs-situs tersebut tidak bisa diakses.
Bagaimana solusinya? Di HP Android Anda
masing-masing ada solusinya!!!
Silahkan install aplikasi VPN Master(Free
unblock proxy) di HP Android
Anda cukup dengan klik link berikut:
https://play.google.com/store/apps/details?id=free.vpn.unblock.proxy.vpnmaster
Setelah terinstall,
1. Jalankan aplikasi.
2. Tekan tombol lingkaran yang
bertuliskan "Touch to connect"
3. Centang kotak disebelah tulisan "Saya
mempercayai aplikasi ini."
4. Tekan tombol OK.
5. Ditunggu hingga proses setting
selesai.
6. Tombol lingkaran berubah tulisan
menjadi "Connected".
7. Keluar dari aplikasi dan pastikan di
bagian atas layar Android Anda
ada gambar kunci.
8. Silahkan dibuka lagi situs-situs
berita Islam yang diblokir.
Bagi pengguna komputer Windows atau Linux
silahkan download "Tor
Browser" di:
https://www.torproject.org
Tinggal download saja dan diekstrak,
tanpa harus diinstall.
TEBARKAN SALAM UNTUK SEMUA MUSLIM
TEBARKAN SALAM UNTUK SEMUA MUSLIM
Islamkah yang menjadi kerinduan
kita? Ataukah kita bergerak dengan berbagai kegiatan bertabur hanya untuk
meninggikan kelompok kita? Kita siap berletih-letih, berlelah-lelah membawakan
agama ini hanya jika mengokohkan kelompok kita dan guru ngaji kita.
Adakah kebahagiaan dalam diri kita tatkala berjumpa dengan saudara kita
seiman? Ataukah rasa bahagia itu baru hadir dalam hati ini jika ia satu Ustadz
dengan kita? Bukan seiman yang menjadi penakarnya.
Ringankah lisan kita mengucapkan salam kepada sesama muslim, siapa pun
mereka? Ataukah kita hanya akan mengucapkan salam kepada yang kita kenal saja?
Atau jangan-jangan kepada yang dikenal pun kita enggan mengucapkan salam
apabila tidak satu pengajian.
Termenung saya mendengarkan kajian pagi ini, tema yang sesungguhnya
merupakan kelanjutan dari kajian pekan sebelumnya. Cukuplah melihat tanda-tanda
keretakan dan bahkan perpecahan, atau sedang ke arah keretakan hati antar
muslim serta perpecahan, jika sesama muslim tidak saling menebar salam. Apalagi
jika mengucapkan salam kepada yang dikenal pun sudah tidak mau apabila berbeda
tempat mengaji.
Teringatlah saya pada sabda Rasulullah shallaLlahu 'alaihi wa sallam
sebagaimana diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu:
إِنَّهُ سَيَأْتِي عَلَى النَّاس زَمَان يَكُون السَّلَام فِيهِ لِلْمَعْرِفَةِ
“Kelak akan datang pada manusia suatu masa, seseorang hanya akan
mengucapkan salam pada orang yang dia kenali saja." (HR. Ath-Thahawi,
Ath-Thabrani dan Al-Baihaqi).
Padahal merupakan kebaikan Islam adalah saling menyebarkan salam. Salah
satu tanda bagusnya keislaman seseorang adalah ia suka menyebarkan salam dan
menjawabnya. Adakah kebaikan ini tertanam pada kita? Ataukah luas pengetahuan
kita, tetapi sempit dada kita?
Renungilah sejenak:
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو أَنَّ رَجُلاً سَأَلَ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – أَىُّ الإِسْلاَمِ خَيْرٌ قَالَ « تُطْعِمُ الطَّعَامَ ، وَتَقْرَأُ السَّلاَمَ عَلَى مَنْ عَرَفْتَ ، وَعَلَى مَنْ لَمْ تَعْرِفْ »
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr, ada seseorang bertanya pada Nabi shallaLlahu
‘alaihi wa sallam mengenai Islam, bagaimana yang baik. Beliau menjawab,
“Memberikan makan (pada orang yang membutuhkan), serta mengucapkan salam pada
orang yang dikenal dan yang tidak dikenal.” (HR. Bukhari).
Menebarkan salam akan merekatkan hati. Memulai salam merupakan kebaikan
yang utama. Dan menjawab salam, terlebih dari orang yang baru tergerak hatinya
kepada agama, akan membuatnya semakin bersemangat menjalankan agama ini.
Lebih-lebih jika kita mengiringi dengan keramahan dan sambutan hangat.
Maka, aku nasehatkan bagi diriku sendiri, janganlah menjadi penghalang
hidayah dengan bersikap tak manis kepada orang yang baru mulai tergugah hatinya
untuk belajar agama. Buatlah ia merasa nyaman. Ingatlah, Al-Qur'an
memerintahkan "Ajaklah manusia ke jalan Tuhanmu." (ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ). Maka jika ada yang ingin ke jalan Allah tanpa engkau seru,
sambutlah ia.
Fatwa Para Imam dan Ulama Tentang Kesesatan Syi’ah
Fatwa Para Imam dan Ulama Tentang Kesesatan Syi’ah
1. Imam Malik
االامام مالك
روى الخلال عن ابى بكر المروزى قال : سمعت
أبا عبد الله يقول :
قال مالك : الذى يشتم اصحاب النبى صلى الله
عليه وسلم
ليس لهم اسم او قال نصيب فى الاسلام.
( الخلال / السن: ۲،557 )
Al Khalal meriwayatkan dari Abu Bakar Al Marwazi,
katanya : Saya mendengar Abu Abdulloh berkata, bahwa Imam Malik berkata :
“Orang yang mencela sahabat-sahabat Nabi, maka ia tidak termasuk dalam golongan
Islam” ( Al Khalal / As Sunnah, 2-557 ).
2. Ibnu Katsir
Ibnu Katsir berkata, dalam kaitannya dengan firman
Allah surat Al Fath ayat 29, yang artinya :
“ Muhammad itu adalah Rasul (utusan Allah).
Orang-orang yang bersama dengan dia (Mukminin) sangat keras terhadap
orang-orang kafir, berkasih sayang sesama mereka, engkau lihat mereka itu
rukuk, sujud serta mengharapkan kurnia daripada Allah dan keridhaanNya. Tanda
mereka itu adalah di muka mereka, karena bekas sujud. Itulah contoh (sifat)
mereka dalam Taurat. Dan contoh mereka dalam Injil, ialah seperti tanaman yang
mengeluarkan anaknya (yang kecil lemah), lalu bertambah kuat dan bertambah
besar, lalu tegak lurus dengan batangnya, sehingga ia menakjubkan orang-orang
yang menanamnya. (Begitu pula orang-orang Islam, pada mula-mulanya sedikit
serta lemah, kemudian bertambah banyak dan kuat), supaya Allah memarahkan
orang-orang kafir sebab mereka. Allah telah menjanjikan ampunan dan pahala yang
besar untuk orang-orang yang beriman dan beramal salih diantara mereka”.
Beliau berkata : Dari ayat ini, dalam satu riwayat
dari Imam Malik, beliau mengambil kesimpulan bahwa golongan Rofidhoh (Syiah),
yaitu orang-orang yang membenci para sahabat Nabi Shollallohu 'Alaihi Wassalam,
adalah Kafir.
Beliau berkata : “Karena mereka ini membenci para
sahabat, maka dia adalah Kafir berdasarkan ayat ini”. Pendapat tersebut
disepakati oleh sejumlah Ulama. (Tafsir Ibin Katsir, 4-219).
3. Imam Al Qurthubi
Imam Al Qurthubi berkata : “Sesungguhnya ucapan
Imam Malik itu benar dan penafsirannya juga benar, siapapun yang menghina
seorang sahabat atau mencela periwayatannya, maka ia telah menentang Allah,
Tuhan seru sekalian alam dan membatalkan syariat kaum Muslimin”. (Tafsir Al
Qurthubi, 16-297).
4. Imam Ahmad
الامام احمد ابن حمبل
:
روى الخلال عن ابى بكر المروزى قال : سألت
ابا عبد الله عمن يشتم
أبا بكر وعمر وعائشة ؟ قال: ماأراه
على الاسلام
.
( الخلال / السنة : ۲، 557)
Al Khalal meriwayatkan dari Abu Bakar Al Marwazi,
ia berkata : “Saya bertanya kepada Abu Abdullah tentang orang yang mencela Abu
Bakar, Umar dan Aisyah? Jawabnya, saya berpendapat bahwa dia bukan orang
Islam”. ( Al Khalal / As Sunnah, 2-557).
Beliau Al Khalal juga berkata : Abdul Malik bin
Abdul Hamid menceritakan kepadaku, katanya: “Saya mendengar Abu Abdullah
berkata : “Barangsiapa mencela sahabat Nabi, maka kami khawatir dia keluar dari
Islam, tanpa disadari”. (Al Khalal / As Sunnah, 2-558).
Beliau Al Khalal juga berkata :
وقال الخلال: أخبرنا عبد الله بن احمد بن
حمبل قال : سألت أبى عن رجل شتم رجلا
من اصحاب النبى صلى الله عليه وسلم فقال :
ما أراه على الاسلام
(الخلال / السنة : ۲،557)
“ Abdullah bin Ahmad bin Hambal bercerita pada
kami, katanya : “Saya bertanya kepada ayahku perihal seorang yang mencela salah
seorang dari sahabat Nabi SAW. Maka beliau menjawab : “Saya berpendapat ia
bukan orang Islam”. (Al Khalal / As Sunnah, 2-558)
Dalam kitab AS SUNNAH karya IMAM AHMAD halaman 82,
disebutkan mengenai pendapat beliau tentang golongan Rofidhoh (Syiah) :
“Mereka itu adalah golongan yang menjauhkan diri
dari sahabat Muhammad Shollallohu 'Alaihi Wassalam dan mencelanya,
menghinanya serta mengkafirkannya, kecuali hanya empat orang saja yang tidak
mereka kafirkan, yaitu Ali, Ammar, Migdad dan Salman. Golongan Rofidhoh (Syiah)
ini sama sekali bukan Islam.”
5. Imam Al-Bukhori
الامام البخارى
.
قال رحمه الله : ماأبالى صليت خلف الجهمى
والرافضى
أم صليت خلف اليهود والنصارى
ولا يسلم عليه ولا يعادون ولا يناكحون ولا
يشهدون ولا تؤكل ذبائحهم
.
( خلق أفعال العباد :125)
Iman Bukhori berkata : “Bagi saya sama saja, apakah
aku sholat dibelakang Imam yang beraliran JAHM atau Rofidhoh (Syiah) atau aku
sholat di belakang Imam Yahudi atau Nasrani. Dan seorang Muslim tidak boleh
memberi salam pada mereka, dan tidak boleh mengunjungi mereka ketika sakit juga
tidak boleh kawin dengan mereka dan tidak menjadikan mereka sebagai saksi, begitu
pula tidak makan hewan yang disembelih oleh mereka.” (Imam Bukhori / Kholgul
Afail, 125).
6. ABU HAMID ALGHOZALI
Imam Ghozali berkata : “Seseorang yang dengan terus
terang mengkafirkan Abu Bakar dan Umar Rodhialloh Anhuma, maka berarti ia telah
menentang dan membinasakan Ijma kaum Muslimin. Padahal untuk para sahabat ini
terdapat ayat2 yang menjanjikan surga.
Thursday, 21 April 2016
Kajian Islam: Manajemen Marah dan Sabar
Manajemen marah dan sabar
Marah dan sabar selalu menjadi kontradiksi
sikap manusia.
Marah adalah tabiat manusia.
Allah menciptakan marah karena untuk
keperluan manfaat yang besar. Yaitu melindungi diri manusia dari sesuatu yang
akan memberinya madharat kepada dirinya.
Marah merupakan ungkapan tentang mendidihnya
darah dalam hati seseorang.
Marah dalam syariat kita tidak diberikan
celaan secara mutlak tetapi juga tidak diperintahkan, bahkan yang ada adalah
larangan-larangan agar kita marah.
Di antara hadits yang menyebutkan akan
larangan marah, Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda yang ketika itu ada seorang lelaki meminta wasiat
kepada beliau: يا رسولَ الله أوصني (wahai Rasulullah
berikan aku wasiat) kata Rasulullah لا تغضب ( jangan kamu marah),
jangan kamu marah dan ia terus mengulangi lagi, ia berkata lagi jangan marah,
jangan marah.
Akan tetapi
Rasulullah صلى الله عليه وسلم pernah marah, marahnya karena Allah. Bukan
karena hawa nafsu .
Oleh karena itu
para ulama mengatakan: bahwa marah itu ada 2 macam, ada marah yang terpuji dan
ada marah yang tercela.
Adapun marah yang
tercela yaitu seseorang marah bukan karena Allah, karena membela kepentingannya,
karena dunia, karena fanatik kelompok, maka ini adalah marah-marah yang dibenci
oleh Allah سبحانه وتعالى .
Oleh karena itulah, ketika seseorang marah
karena dirinya, marah karena membela dirinya, maka itu adalah marah yang
tercela.
Dan ini yang
dikatakan Aisyah رضي الله عنها bahwa Rasul صلى الله عليه وسلم tidak pernah marah untuk
dirinya. Akan tetapi apa bila larangan-larangan Allah dilanggar, maka beliaupun
marah.
Marah karena dunia
kenapa tercela? Karena hal seperti itu hanya akan menimbulkan mudharat kepada
dirinya. Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda: من كف غضبه ستر الله عوراته (Barang siapa yang
menahan marahnya maka allah akan menutupi auratnya) kenapa demikian? Karena
sesorang apabila marah sering kali tidak terkontrol lalu mengucapkan kata-kata
yang tidak layak karena emosinya. Dia melakukan perbuatan yang tidak layak bagi
orang yang berakal, bagi orang yang punya kewibawaan sehingga itu bisa
menjatuhkan harkatnya, menjatuhkan martabatnya. Maka Rasulullah bersabda ... ...ومن كظم غيظا وهو قادر على أن ينفد إن شاء الله فملآ الله
قلبه رضا يوم القيامة (dan siapa yang menahan
amarahnya di mana ia mampu untuk melaksanakan amarahnya tersebut maka Allah
akan penuhi hatinya dengan keridhaan kelak pada hari kiamat).
Maka dari itu
seseorang penting untuk memanaje kemarahannya. Jangan sampai kemarahan itu
menimbulkan penyesalan di dalam hatinya kelak. Ada seorang suami marah,
akhirnya dia mencerai istrinya. Ada seseorang marah akhirnya membanting piring
dan yang lainnya. Ada seseorang marah akhirnya tidak sadarkan diri, akhirnya
melakukan hal-hal yang merugikan dirinya. Maka dari itulah Islam memerintahkan
kita untuk menahan amarah, karena kemarahan tidak ada kebaikannya ketika marah
itu adalah sesuatu yang bukan karena Allah tetapi karena dunia.
Adapun yang kedua,
yaitu marah karena Allah. Marah karena Allah sesuatu yang baik, tapi ingat
caranya pun harus sesuai dengan syariat. Apa itu marah karena Allah? Seseorang
marah karena larangan-larangan Allah dilanggar. Seseorang marah karena
batasan-batasan Allah tidak dihormati. Maka yang seperti ini ikhwatul islam
a’azzaniyallah kemarahan yang baik. Sebagaimana Rasul صلى الله عليه وسلم pernah suatu hari
dilaporkan kepada Rasulullah: seorang laki-laki yang berkata " يا رسولَ الله إني لآتأخّرمن الفجر مما يطيل بنا الفلان ( Ya Rasulullah
sesungguhnya aku terlambat dari shalat shubuh karena imamnya terlalu panjang
membaca ) maka Ibnu Umar berkata “aku tidak pernah melihat Rasulullah صلى الله عليه وسلم sangat marah kecuali pada
hari itu. Rasul bersabda "إن منكم منفّرين" (sesungguhnya di antara kalian ada yang
membuat orang lari). Subhaanallaah, Rasulullah marah. Kenapa? Karena ini
berbahaya. Ketika Rasulullah صلى الله عليه وسلم melewati suatu kaum yang
menggantungkan pedangnya di sebuah pohon yang menjadi tempat kalap berkah lalu
ada orang berkata “wahai Rasulullah jadikan untuk kami tempat dzatu anwar
sebagaimana mereka punya tempat dzatu anwar” maka Rasulullah marah dan berkata
“ الله أكبر إنها سنني” ( Allahu akbar, ini adalah sunah) kalian
telah mengucapkan apa yang telah diucapkan oleh Bani Israil kepada Musa.
Subhaanallaah ya akhowatil islam.
Tapi terkadang
seseorang niat marahnya karena Allah,
namun tata caranya akhirnya malah mengundang kemurkaan dari Allah. Sebagaimana
disebutkandalam riwayat Imam Ahmad:
bahwa kata Rasulullah dahulu ada dua orang yang berteman, yang satu shalih dan
yang satu suka berbuat maksiat. Satu hari temannya melihat orang yang berbuat
maksiat maka ia memberikan nasihat kepadanya. Kemudian keesokan harinya kembali
temannya menemunkan temannya berbuat maksiat, ia pun memberikan nasihat.
Kemudian apa yang terjadi, ketiga kalinya, dia melihat temannya berbuat maksiat
makanya ia pun memberikan nasihat kemudian dia marah, marah sekali. Apa kata
dia? "واللهِ, لايغفر الله لك" (demi Allah, Allah tidak akan mengampuni dosa
kamu). Sampai begitu marahnya. Maka apa kata Rasulullah صلى الله عليه وسلم “Allah pun murka dan Allah berfirman:من ذاالذي يتعلّى
عليّ عني لا أغفر لكم اشهدوا وأحبط عمل فلان (siapa yang berani bersumpah atas namaKu bahwa
Aku tidak akan mengampuni dosa si fulan? Saksikan wahai para malaikat bahwa aku
telah mengampuni dosa orang yang berbuat maksiat tadi dan aku telah membatalkan
amalan orang shalih tadi). Lihat orang shalih ini marahnya karena Allah, tapi
sayang caranya malah mendatangkan kemurkaan Allah. Ketika kita melihat
kemunkaran kita marah, tapi terkadang kita malah membuat orang lain semakin
lari, atau membantu syaithan untuk menyesatkan manusia lebih jauh lagi. Maka ya
akhal Islam a’azzaniyallahu wa iyyakum, di sini kita penting untuk memanaje
kemarahan kita. Jangan sampai kemarahan itu walaupun karena Allah tapi ternyata
malah mendatangkan kemurkaan dari Allah subhanahu wata’ala. Apa lagi
marah-marah yang tercela karena dunia, karena membela diri, jelas ini sesuatu
yang tercela sekali. Karena dirinya diejek, karena organisasi atau partainya
direndahkan, dihina. Ini sesuatu yang tidak disukai dalam syariat Islam. Maka
kata Rasulullah لا تغضب (jangan marah), kata Rasulullah: "ليس الشديد بالصرعة إنما الشديد الذي يملك نفسه عند
الغضب" (Bukanlah orang yang
kuat itu adalah orang yang bias mengalahkan orang lain, tetapi orang yang bias
menahan nafsunya ketika marah). Semoga kita termasuk diberikanoleh Allah
kekuatan untuk menahan amarah kita sehingga kita termasuk orang-orang yang
diridhai oleh Allah سبجانه وتعلى bahkan dipenuhi
keridhaan hati kita kelak di yaumil akhir.
Kata orang,
kesabaran itu ada batasnya. Apa benar kesabaran itu ada batasnya? Tentu ini
menjadi sebuah tanda tanya besar. Allah subhaanahu wata’ala dalam alQuran
memerintahkan kita untuk sabar. Dalam
ayat-ayat, di antaranya Allah berfirman:
يا أيها الذين آمنوا
اصبروا وصابروا ورابطوا “Hai orang-orang yang beriman bersabarlah dan berusahalah terus
untuk bersabar dan Allah mencintai orang-orang yang sabar. Tidak ada dalam
alQuran maupun hadis Nabi صلى الله عليه وسلم bahwa Allah memberikan batasan bahwa sabar itu ada batasnya.
Seringkali kita mendengar ada orang berkata “sampai kapan kita bersabar?”.
Bahkan mungkin ada orang berkata kesabaran saya sudah habis dan lain-lain.
Subhaanallah akhal Islam a’azzakumullaah, ketika Rasulullah صلى الله عليه وسلم mengabarkan tentang adanya pemimpin-pemimpin yang mereka itu
tidak berhukum dengan hokum Allah. Mereka lebih mementingkan dirinya dari pada
rakyatnya. Beliau bersabda: إنها ستكون العثرة (sesungguhnya akan ada
pemimpin-pemimpin yang lebih mementingkan dirinya dari pada rakyatnya). Dan Rasulullah
صلى الله عليه وسلم
bersabda, apa kata Rasulullah? "اصبروا حتى تلقوني على الحوض"
(bersabarlah kamu!), sampai kapan? (sampai kamu bertemu denganku di telaga
haudl).
Di sini Rasulullah صلى الله عليه وسلم menyuruh kita untuk bersabar. Sampai kapan? Apakah Rasulullah صلى الله عليه وسلم mengatakan sabar itu ada batasnya? Tidak. Rasulullah صلى الله عليه وسلم mengatakan bersabarlah sampai kamu bertemu denganku di telaga
haudl. Berarti sabar itu ya akhal Islam, sampai akhir hayat.
Kita manusia hidup
di dunia tak lepas dari yang namanya ujian dan cobaan. Setiap manusia diberikan
oleh Allah subhanahu wata’ala ujian dengan berbagai macam ragam-ragamnya. Ada
orang yang diberikan Allah dengan ujian penderitaan, kesengsaraan. Ada orang
yang diberikan Allah dengan ujian kekayaan. Masing-masing diuji kesabarannya.
Orang yang menderita sakit, diuji kesabaran untuk menghadapi sakit. Begitupun
orang yang menderita kesusahan, kesulitan dan kekurangan harta. Orang yang
diberikan oleh Allah kekayaan, kesenangan diuji oleh Allah kesabarannya untuk
menghadapi syahwat dia. Karena semakin senang, semakin banyak fasilitas,
seseorang terkadang lebih mengikuti syahwatnya. Manusia diuji selama hidup dia
dalam kehidupan dia. Dengan apa? Dengan perintah, dengan larangan. Allah
memerintahkan kita shalat, zakat, puasa, haji. Allah melarang kita juga
berzina, judi dan berbagai macam larangan. Sampai kapan? Jawabannya satu,
sampai akhir hayat. Sampai kita mati. Bolehkah kita berkata “sampai kapan saya
bersabar untuk melaksanakan shalat?” selama kita beriman kepada Allah, kita
butuh kesabaran. Ali bin Abi Thalib berkata "الصبر
في الإيمان بمنزلة الرأس في البدن"
(kesabaran dengan keimanan itu sama dengan kepala untuk badan). Sebagaimana
badan tidak akan hidup tanpa kepala. Demikian pula iman tak akan pernah hidup
tanpa kesabaran.
Monday, 18 April 2016
Dua Syarat Ampuh Diterimanya Ibadah
Syarat Diterimanya Ibadah
Agar bisa diterima, ibadah disyaratkan harus benar. Dan ibadah itu tidak benar kecuali dengan ada syarat:
1. Ikhlas karena Allah semata, bebas dari syirik besar dan kecil.
2. Sesuai dengan tuntunan Rasul Shallallaahu alaihi wa Salam .
Syarat pertama adalah konsekuensi dari syahadat laa ilaaha illa-llah, karena ia mengharuskan ikhlas beribadah hanya untuk Allah dan jauh dari syirik kepadaNya. Sedangkan syarat kedua adalah konsekuensi dari syahadat Muhammad Rasulullah, karena ia menuntut wajibnya ta’at kepada Rasul, mengikuti syari’atnya dan meninggalkan bid’ah atau ibadah-ibadah yang diada-adakan.
Allah Subhannahu wa Ta’ala berfirman: “(Tidak demikian) bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (Al-Baqarah: 112)
Aslama wajhahu (menyerahkan diri) artinya memurnikan ibadah kepada Allah. Wahuwa muhsin (berbuat kebajikan) artinya mengikuti RasulNya Shallallaahu alaihi wa Salam.
Syaikhul Islam mengatakan: “Inti agama ada dua pokok yaitu kita tidak menyembah kecuali kepada Allah, dan kita tidak menyembah kecuali dengan apa yang Dia syariatkan, tidak dengan bid’ah.” Sebagaimana Allah Subhannahu wa Ta’ala berfirman: “Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya.” (Al-Kahfi: 110)
Yang demikian adalah manifestasi (perwujudan) dari dua kalimat syahadat Laa ilaaha illallah dan Muhammad Rasulullah. Pada yang pertama, kita tidak menyembah kecuali kepadaNya. Pada yang kedua, bahwasanya Muhammad adalah utusanNya yang menyampaikan ajaranNya. Maka kita wajib membenarkan dan mempercayai beritanya serta menta’ati perintahnya. Beliau telah menjelaskan bagaimana cara kita beribadah kepada Allah, dan beliau melarang kita dari hal-hal baru atau bid’ah. Beliau mengatakan bahwa bid’ah itu sesat.
*(Al-Ubudiyah, hal. 103; ada dalam Majmu’ah Tauhid, hal. 645.)
Hukum Islam:Mengutamakan Tinggal dan Kerja di Negara Kafir
Bekerjanya seorang muslim untuk mengabdi atau melayani orang kafir adalah haram, karena hal itu berarti penguasaan orang kafir atas orang muslim serta penghinaannya. Iqamah atau bertempat tinggal terus-menerus di antara orang-orang kafir juga diharamkan.
Karena
itu Allah mewajibkan hijrah dari negara kafir menuju negara muslim dan
mengancam yang tidak mau berhijrah tanpa uzdur syar’i. Juga mengharamkan
seorang muslim bepergian ke negara kafir kecuali karena alasan syar’i dan mampu
menunjukkan ke-Islamannya, kemudian jika selesai tujuannya maka ia harus segera
kembali ke negara Islam.
Adapun
pekerjaan seorang muslim kepada orang kafir yang tidak bersifat melayani
seperti menjahit atau membangun tembok dan lain sebagainya dari setiap
pekerjaan yang ada dalam tanggungannya, maka hal ini diperbolehkan, karena
tidak ada unsur penghinaan.
Hal
ini berdasarkan riwayat Ali Radhiallaahu anhu, ia berkata:
“Saya
bekerja untuk seorang perempuan Yahudi dengan upah setiap timba air ditukar
dengan sebutir kurma. Kemudian saya ceritakan hal itu kepada Rasulullah
Shallallaahu alaihi wa Salam dan aku bawakan beberapa butir kurma lalu beliau
pun memakan sebagian kurma terse-but bersama saya.” (HR. Al-Bukhari)
Baca selengkapnya di sini
Subscribe to:
Posts (Atom)