Thursday 28 April 2016

TEBARKAN SALAM UNTUK SEMUA MUSLIM

TEBARKAN SALAM UNTUK SEMUA MUSLIM
 Islamkah yang menjadi kerinduan kita? Ataukah kita bergerak dengan berbagai kegiatan bertabur hanya untuk meninggikan kelompok kita? Kita siap berletih-letih, berlelah-lelah membawakan agama ini hanya jika mengokohkan kelompok kita dan guru ngaji kita.

Adakah kebahagiaan dalam diri kita tatkala berjumpa dengan saudara kita seiman? Ataukah rasa bahagia itu baru hadir dalam hati ini jika ia satu Ustadz dengan kita? Bukan seiman yang menjadi penakarnya.

Ringankah lisan kita mengucapkan salam kepada sesama muslim, siapa pun mereka? Ataukah kita hanya akan mengucapkan salam kepada yang kita kenal saja? Atau jangan-jangan kepada yang dikenal pun kita enggan mengucapkan salam apabila tidak satu pengajian.

Termenung saya mendengarkan kajian pagi ini, tema yang sesungguhnya merupakan kelanjutan dari kajian pekan sebelumnya. Cukuplah melihat tanda-tanda keretakan dan bahkan perpecahan, atau sedang ke arah keretakan hati antar muslim serta perpecahan, jika sesama muslim tidak saling menebar salam. Apalagi jika mengucapkan salam kepada yang dikenal pun sudah tidak mau apabila berbeda tempat mengaji.

Teringatlah saya pada sabda Rasulullah shallaLlahu 'alaihi wa sallam sebagaimana diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu:

إِنَّهُ سَيَأْتِي عَلَى النَّاس زَمَان يَكُون السَّلَام فِيهِ لِلْمَعْرِفَةِ

“Kelak akan datang pada manusia suatu masa, seseorang hanya akan mengucapkan salam pada orang yang dia kenali saja." (HR. Ath-Thahawi, Ath-Thabrani dan Al-Baihaqi).

Padahal merupakan kebaikan Islam adalah saling menyebarkan salam. Salah satu tanda bagusnya keislaman seseorang adalah ia suka menyebarkan salam dan menjawabnya. Adakah kebaikan ini tertanam pada kita? Ataukah luas pengetahuan kita, tetapi sempit dada kita?

Renungilah sejenak:

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو أَنَّ رَجُلاً سَأَلَ النَّبِىَّصلى الله عليه وسلمأَىُّ الإِسْلاَمِ خَيْرٌ قَالَ « تُطْعِمُ الطَّعَامَ ، وَتَقْرَأُ السَّلاَمَ عَلَى مَنْ عَرَفْتَ ، وَعَلَى مَنْ لَمْ تَعْرِفْ »

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr, ada seseorang bertanya pada Nabi shallaLlahu ‘alaihi wa sallam mengenai Islam, bagaimana yang baik. Beliau menjawab, “Memberikan makan (pada orang yang membutuhkan), serta mengucapkan salam pada orang yang dikenal dan yang tidak dikenal.” (HR. Bukhari).

Menebarkan salam akan merekatkan hati. Memulai salam merupakan kebaikan yang utama. Dan menjawab salam, terlebih dari orang yang baru tergerak hatinya kepada agama, akan membuatnya semakin bersemangat menjalankan agama ini. Lebih-lebih jika kita mengiringi dengan keramahan dan sambutan hangat.


Maka, aku nasehatkan bagi diriku sendiri, janganlah menjadi penghalang hidayah dengan bersikap tak manis kepada orang yang baru mulai tergugah hatinya untuk belajar agama. Buatlah ia merasa nyaman. Ingatlah, Al-Qur'an memerintahkan "Ajaklah manusia ke jalan Tuhanmu." (ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ). Maka jika ada yang ingin ke jalan Allah tanpa engkau seru, sambutlah ia.

No comments:

Post a Comment