Tuesday 12 April 2016

Kaca Diri: Syukur itu Mudah

Pernahkah kita serba merasa kekurangan materi?. Pernahkah kita selalu membanding-bandingkan materi yang kita raih dengan hasil materi orang lain dapatkan? Ada kalanya manusia mengalami hal-hal demikian. Tidak merasa cukup dengan hasil yang kita dapatkan. Bahkan ingin rasanya melebihi materi yang orang lain dapatkan. Kapan materi itu akan merasa cukup dirasanya?
Mari kita lihat zaman di mana manusia justru berlomba-lomba untuk mengurangi materi yang ada. Dirasanya materi yang didapatkannya itu hanyalah untuk kesenangan sementara. Sampai mereka pun dikenal dengan sifat kedermawanannya. Zaman itulah masa di mana Rasulullah صلى اللّٰه عليه وسلم dan sahabat masih ada. Mereka selalu berlomba dalam infaq, shadaqah, sampai membantu di jalan Allah. Contohnya ketika Abu Bakar رضي اللّٰه عنه melihat seorang hamba sahaya yang disiksa oleh majikannya karena sudah masuk Islam yaitu Bilal bin Rabah. Abu Bakar tidak tinggal diam. Langsung berani mengeluarkan tebusan berapapun yang diinginkan. Serta pengorbanan-pengorbanan sahabat yang lainnya demi Islam dan Muslimin.
Kecintaan kita terhadap Nabi Muhammad صلى اللّٰه عليه وسلم tak sebanding dengan pola hidup kita saat ini yang masih membudaya prilaku konsumtif dan materialistis. Bahkan kita tidak peka dengan orang-orang di sekitar kita yang lebih kurang dari kita. Sikap acuh tak acuh merajalela. Seakan hidup hanya sendiri-sendiri. Karena pikiran dan perasaan manusia yang masih merasa kurang itulah mengakibatkannya kufur. Tak pernah syukur.
Mari kita sama-sama bercermin diri. Sudahkah kita merasa cukup dan syukur dengan materi yang kita dapat? Yang notabene itu semua adalah pemberian Allah, Rizqumminallaah... Apa susahnya kita mengucapkan "alhamdulillah" selalu, always bersyukur kepada Allah Sang Maha pemberi rizki.
لئن شكرتم لأزيدنكم ولئن كفرتم إن عذابي لشديد

No comments:

Post a Comment