Tuesday 9 February 2016

Dakwah dan Perjalanan Hidup


Perjalanan hidup atau dengan kata lain yang lebih populer adalah daftar riwayat hidup. Di sini saya akan mengungkap kisah hidup saya secara singkat. Banyak orang bertanya juga karena keingintahuannya mereka tentang dari mana asalnya, aliran apa dan lain sebagainya. Meskipun singkat, semoga jelas.

Alhamdulillah, itu yang patut aku ucapkan sebagai rasa syukurku yang besar kepada dzat yang Maha Besar yaitu Allah سبحانه وتعالى aku hidup dibesarkan dari orang tua yang punya dasar Quran Sunnah di Garut. Kebetulan mereka fanatisme Persis.

Semenjak lulus SD aku langsung melanjutkan studi di Pesantren Persis selama kurang lebih 7 tahun. Namun menginjak masa-masa kuliah aku tidak pernah apriori dengan organisasi atau lembaga lain. Bahkan meski aku mengaktifkan diri lagi di Persis, waktu itu di PC. pemuda persis Matraman Jakarta Timur sebagai anggota dan staf. Ta'lim jalan di sana, liqo pun salah satu kegiatan dakwah PKS kulalui sampai pengajian salafi waktu itu di Mesjid BRI Rawasari. Yang penting ilmu dan sunnah bukan konversi, fikirku.


Kuliah di Ma'had Utsman bin Affan yang waktu itu hanya sampai idad lughawi 2 tahun lamanya (setaraf D2), sorenya dari ashar sampai isya mengajar di TPA Arrahman sekalian tidur di mihrabnya karena termasuk menjadi DKM nya di sana sampai menjadi kepala TPA Arrahman mendidik anak-anak TK, SD,  SMP sekitar 80 siswa. Lanjut s1 nya di UID selesai 2 tahun juga dapat gelar S.Pd.I. Tak puas dengan ilmu bahasa Arabnya dari kedua universitas itu lalu penasaran dengan mencoba tes diploma LIPIA dengan rekomendasi dari yayasan Mesjid Arrahman sebagai guru bahasa Arab di TPA alhamdulillah diterima dan berlangsung selama 1 tahun.


Allahu Akbar... lulus dari LIPIA,  tawaran mengajarpun berdatangan, salah satunya permintaan langsung untuk menjadi kepala Sekolah Dasar Islam Nurani di Utan Panjang Kemayoran. Tak pernah terduga, di sekolah itulah aku mengenal Muhammadiyah. Setahun menjabat kepala sekolah kemudian undur diri lebih baik sebagai guru biasa saja mengajar PAI, bahasa Arab dan bahasa Inggris.


Tepat tahun 2009 Allah pertemukan jodoh saya dengan wanita cantik yang in syaa Allah shalihah secara singkat melalui taaruf, dia berpendidikan S2 UNJ sebagai guru Matematika di SMK PGRI dan Muhammadiyah 1 Bekasi yaitu Asmar Firdausi.
Perantara istri juga aku lebih mengenal Muhammadiyah, sampai akhirnya mengajar di SMK Muhammadiyah 1 Bekasi Dan Jakarta. Itu semua qadarullah.
Sekarang, alhamdulillah bertugas di Muhammadiyah dan tak pernah padam cari ilmu agama di sana, juga di Persis dan Salafi. Mereka menurutku satu, Ahlussunnah waljama'ah.

Baru-baru ini aku dipercaya sebagai guru bahasa Sunda di SMK umum Panjatek Bekasi, namun ternyata kental dengan keislamannya. Sekolah itu mengarah ke pemahaman NU. Kuncinya, di manapun kita berada harus tetap istiqomah dengan perkataan, tingkah laku dan ibadah kita sebagai dakwah untuk menuju jalan Allah berpegang AlQuran dan Assunnah


catatan:
Apriori adalah pengetahuan yang ada sebelum bertemu dengan pengalaman.[1] Atau dengan kata lain, sebuah istilah yang dipakai untuk menjelaskan bahwa seseorang dapat berpikir dan memiliki asumsi tentang segala sesuatu, sebelum bertemu dengan pengalaman dan akhirnya mengambil kesimpulan.[1] Hal ini dipakai untuk mengkritik filsafat empirisme yang hanya menekankan yang logis, yang dialami, yaitu selalu bergantung pada pengalaman, hal itu disebut sebagai aposteriori.[1]

No comments:

Post a Comment